Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Asuransi Mikro Melemah di Ambang Resesi

Meskipun produk asuransi mikro terjangkau, tetapi pelemahan kondisi ekonomi membuat masyarakat mengurangi belanja proteksi.
Foto Multiple Exposure karyawan saat beraktivitas di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Foto Multiple Exposure karyawan saat beraktivitas di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Selasa (11/02/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Bintang Tbk. menilai bahwa kinerja seluruh produk asuransi akan mengalami hambatan dalam masa resesi. Produk asuransi mikro menjadi salah satu yang terkena dampak paling besar.

Presiden Direktur Asuransi Bintang Hastanto Sri Margi (HSM) Widodo menjelaskan bahwa pandemi virus corona yang membatasi aktivitas masyarakat membuat aktivitas perekonomian melambat, sehingga menyebabkan adanya ancaman resesi. Kondisi itu pun berimbas pada penjualan asuransi.

Widodo menjelaskan bahwa asuransi mikro merupakan salah satu produk yang paling terdampak penjualannya. Meskipun produk itu terjangkau, tetapi pelemahan kondisi ekonomi membuat masyarakat mengurangi belanja proteksi.

"Asuransi mikro kami punya cukup besar, di mana sebelum pandemi bisa membukukan sekitar 120.000 polis per bulan, sekarang baru bergerak naik ke angka 20.000–30.000 per bulan," ujar Widodo kepada Bisnis, Kamis (24/9/2020).

Produk asuransi mikro dari Asuransi Bintang, yang memiliki kode emiten ASBI, terdiri dari asuransi perjalanan eSmart-Trip yang berbasis lokasi dan asuransi untuk peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci, lemari pendingin, dan lain-lain.

Dia menjelaskan bahwa kapasitas finansial dari masyarakat yang menjadi target penjualan asuransi mikro memang tidak besar. Kondisi ekonomi yang berat pun membuat mereka memprioritaskan belanja untuk kebutuhan pokok.

"Kalau resesi semua akan terkena dampaknya, semua produk asuransi. Namun, seperti strategi awal pada kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020, target kami akan lebih kepada menjaga solvency dan solvability," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper