Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan Grab menjadi pemegang saham di LinkAja menarik perhatian publik.
LinkAja yang dibangun oleh tiga bank BUMN dan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) memutuskan memasukkan Grab dalam putaran pendanaan baru. Pendanaan seri B itu mengumpulkan Rp1,4 triliun.
Grab sendiri sebelumnya telah memiliki ekosistem dompet digital yakni OVO yang dibesut Grup Lippo. Dengan aksi ini bagaimana nasib OVO?
Karaniya Dharmasaputra, Presiden Direktur OVO menuturkan bisnis yang mereka jalankan bertujuan untuk mempercepat inklusi keuangan berbasis digital.
“Misi kami adalah membangun dan memfasilitasi, tidak hanya pembayaran, tetapi juga layanan keuangan untuk memenuhi kebutuhan transaksi online pengguna,” kata Karaniya kepada Bisnis, Jumat (13/11/2020).
Berdasarkan data yang dihimpun, katanya, penetrasi e-cash oleh semua penyedia uang elektronik pada 2019 baru tercatat sebesar 15,9 persen. Angka ini masih jauh dari tujuan menciptakan ‘cashless society’ sebagai bagian transformasi digital dan inklusi keuangan Indonesia. OVO meyakini dengan semakin berkembangnya pemain uang elektronik, semakin banyak fitur berkembang, maka semakin banyak pula pengguna e-wallet mendapat kemudahan.
“Dengan kehadiran pemain fintech lain [LinkAja dalam ekosistem Grab] sebagai mitra strategi, ini menjadi peluang baik agar semakin banyak pengguna e-wallet merasakan kemudahan melakukan transaksi,” katanya.
Karaniya yang juga pendiri startup Bareksa itu menyebutkan pihaknya meyakini kolaborasi menjadi kata kunci untuk mendorong peningkatan penetrasi, merealisasikan transformasi digital dan inklusi keuangan serta mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19.
OVO sendiri secara internal terus mengembangkan ekosistem dan keberadaannya sebagai platform pembayaran.
“Strategi ekosistem terbuka kami yang fokus pada kebutuhan dan kenyamanan pengguna terbukti mampu mendorong pertumbuhan sebagaimana terlihat dari kinerja OVO yang tetap positif meski di tengah pandemi,” katanya.
Baca Juga : Gojek Berebut Bisnis Iklan, Hadirkan Disrupsi? |
---|
Ia menyebutkan salah satu kuatnya layanan OVO adalah terpilihnya perusahaan sebagai salah satu dompet digital dalam program raksasa pemerintah insentif Prakerja. Bahkan layanan ini mendapatkan pengakuan dari Contact Center World.
Seperti diketahui, laman Linkedin LinkAja mengumumkan bahwa Grab menjadi pemimpin investasi baru senilai Rp1,4 triliun dalam ekosistem perusahaan.
"Grab memimpin tahapan seri B ini selaku pemegang saham minoritas. Ini adalah pertama kalinya LinkAja menerima investasi dari perusahaan swasta yang merupakan perusahaan teknologi besar," kata laman Linkedin perusahaan, Rabu (11/11/2020).
Selain Grab, pendanaan ini juga mengikutkan Telkomsel, BRI Ventura Investama dan Mandiri Capital Indonesia.
"Pendanaan ini menyepakati total komitmen hingga sekitar US$100 juta yang akan dimanfaatkan untuk mengakselerasi pertumbuhan LinkAja menjadi pemimpin teknologi finansial nasional yang berfokus terutama bagi konsumen kelas menengah dan UMKM di Indonesia," katanya.
Baca Juga : Nasib Saham Asabri dan Semprit BPK |
---|