Bisnis.com, JAKARTA — Bank digital kongsi Grab dan Emtek, PT Super Bank Indonesia (Superbank) menyatakan belum akan menyesuaikan suku bunga simpanan dan kredit, usai Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan (BI Rate) ke level 5,25% pekan lalu.
Presiden Direktur Superbank Tigor M. Siahaan menyatakan bahwa perseroan masih memantau likuiditas industri perbankan, yang mana pertumbuhan kredit masih lebih tinggi dibandingkan dana pihak ketiga (DPK). Hal ini berpotensi meningkatkan loan-to-deposit ratio (LDR).
“Kita juga melihat secara makronya dari likuiditas perbankan itu, kalau terus seperti ini, nanti tentu aja LDR-nya akan jadi lebih tinggi lagi,” katanya kepada wartawan di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025).
Dia lantas menyebut bahwa Superbank masih memonitor keseluruhan rasio kinerja terkait, sehingga belum merumuskan perubahan suku bunga.
Menurutnya, perbankan juga memerlukan waktu untuk melakukan transmisi dari pelonggaran kebijakan moneter bank sentral.
Itu sebabnya, perseroan saat ini masih menerapkan sikap wait and see terhadap perkembangan situasi di industri perbankan ke depan.
Baca Juga
“Transmisinya itu terhadap kredit, terhadap DPK dan sebagainya mungkin akan bertahap, tergantung dari bank masing-masing juga,” tutur Tigor.
Adapun, hingga bulan keenam tahun ini, BI telah memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali. Ruang penurunan BI Rate lebih lanjut juga dinyatakan tetap terbuka.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut bahwa bank sentral telah all-out untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tak terkecuali pembiayaan perbankan. Hal ini ditempuh melalui beragam kebijakan moneter.
Menurutnya, BI juga telah menambah kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) dalam jumlah besar, yakni Rp376 triliun hingga minggu pertama Juli 2025. Dia pun mendorong perbankan untuk bersama-sama menurunkan suku bunga dan membuka keran penyaluran kredit.
“Kami turunkan suku bunga, bahkan masih ada ruang penurunan suku bunga. Kami terus tambah likuiditas dengan operasi moneter yang ekspansif menambah likuiditas. Kami stabilkan nilai tukar rupiah,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (16/7/2025).