Bisnis.com, JAKARTA - Dana simpanan di bank umum mulai melandai pada Oktober 2020, setelah mencatatkan kenaikan sejak Mei 2020. Namun demikian, simpanan di bank kecil dan bank menengah tetap melaju pada periode yang sama.
Berdasarkan data LPS tentang distribusi simpanan bank umum, nominal simpanan bank umum turun 0,4 persen secara bulanan (month to month/mtm) menjadi Rp6.692 triliun pada Oktober 2020. Penurunan terutama berasal dari BUKU 4 sebesar 1,60 persen secara mtm menjadi Rp3.816 triliun.
Sementara dana simpanan di BUKU 2 dan 3 masing-masing tumbuh 1,30 persen secara mtm menjadi Rp884 triliun dan 1,20 persen secara mtm menjadi Rp1.951 triliun. Adapun, simpanan di BUKU 1 turun 0,90 persen secara mtm menjadi Rp41 triliun.
Corporate Secretary PT Bank Mestika Dharma Tbk. Suharto mengatakan dana pihak ketiga (DPK) perseroan menunjukkan kecenderungan meningkat sepanjang tahun ini. Tren peningkatan relatif stabil yakni tumbuh 1 persen setiap bulannya.
Sampai dengan Oktober 2020, DPK Bank Mestika tercatat Rp9,77 triliun atau tumbuh 1 persen dibandingkan dengan DPK pada September 2020 sebesar Rp9,70 triliun. Dengan demikian, DPK bank yang berbasis di Medan ini tumbuh 10,16 persen secara year to date.
"Kenaikan DPK terjadi pada semua jenis simpanan. Ini cukup membuat surprise bagi kami, menggembirakan," katanya dikutip Kamis (10/12/2020).
Menurutnya, kenaikan DPK tersebut menunjukkan kepercayaan masyarakat kepada Bank Mestika meningkat. Apalagi, pertumbuhan DPK terjadi di tengah biaya dana yang justru semakin turun mengikuti perkembangan pasar dan kebijakan pemerintah.
Karyawan menghitung uang pecahan Rp.100.000 di salah satu Bank yang ada di Jakarta, Senin (4/6). Bisnis/Abdullah Azzam
Biaya dana yang semakin turun membuat perseroan mampu membukukan kenaikan laba setiap bulannya. Berdasarkan laporan keuangan bulanan per Oktober 2020, perseroan membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp225,24 miliar atau tumbuh 15,55 persen secara yoy. Sampai dengan September 2020, Bank Mestika memiliki modal inti Rp3,28 triliun atau bank kelompok BUKU 2.
"Salah satu faktor penyebabnya adalah kami dapat membuat faktor-faktor pemicu BOPO turun setiap periodenya," imbuhnya.
Senior Faculty LPPI Moch. Amin Nurdin mengatakan bank kategori BUKU 2 mampu melakukan efisiensi operasional sehingga dapat memberikan beban bunga yang kompetitif. Meski suku bunga terus turun, tetapi beberapa bank BUKU 2 mampu bertahan dan optimistis dengan pertumbuhan DPK sampai dengan akhir tahun.
Pertumbuhan DPK juga sejalan dengan pemanfaatan e-channel meski terbatas. Namun begitu, kelompok bank tersebut memiliki database customer yang loyal.
"Mereka mampu maintain transaksi nasabah. Maintan suku bunga dan mendapatkan dana dana murah terutama giro," katanya, Kamis (10/12/2020).
Adapun, pertumbuhan DPK BUKU 3 sejalan dengan optimalisasi layanan e-channel bank. Kelompok bank ini juga mendapat peralihan simpanan dari bank BUKU 1 sehingga mendorong DPK.
Dia mengatakan adanya kekhawatiran deposan besar di bank tersebut mendorong mereka memindahkan dana simpanannya ke bank yang lebih kokoh.
Pertumbuhan simpanan di BUKU 1 juga terhambat karena mereka tidak mampu memanfaatkan teknologi. Dengan demikian, tidak banyak layanan transaksi di BUKU 1 yang diberikan kepada nasabah sebagai nilai tambah bank.
"Jika kondisi pandemi masih sama, tren [simpanan] sampai akhir tahun kurang lebih sama," proyeksinya.