Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minat Asuransi Unit-linked Syariah Makin Tinggi, Prudential Buat Inovasi Ini

Sharia, Government Relations, and Community Investment Director Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo menjelaskan bahwa hal ini menilik kinerja penjualan syariah dan hasil risetnya kepada 5.000 responden kelas menengah atas yang tersebar di 20 kota besar Indonesia.
Petugas Customer Care Prudential Indonesia memberikan layanan konsultasi kepada nasabah di Prudential Tower, Jakarta, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Petugas Customer Care Prudential Indonesia memberikan layanan konsultasi kepada nasabah di Prudential Tower, Jakarta, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) melihat potensi meningkatnya minat masyarakat untuk menggunakan asuransi jiwa syariah.

Sharia, Government Relations, and Community Investment Director Prudential Indonesia Nini Sumohandoyo menjelaskan bahwa hal ini menilik kinerja penjualan syariah dan hasil risetnya kepada 5.000 responden kelas menengah atas yang tersebar di 20 kota besar Indonesia.

"Pandemi membuat semakin banyak semakin aware pada asuransi. Produk syariah pun ikut terangkat. Buktinya, produk kita yang paling sederhana dan baru kita luncurkan, PRUCinta, dalam waktu singkat sudah terjual 50.000 polis," ujarnya, Jumat (11/12/2020).

Menurut Nini, selain karena manfaat produk, PRUCinta diminati karena mudah dipahami, dijual secara digital, dan tentunya akibat literasi masyarakat terkait asuransi jiwa syariah terus meningkat di era new normal.

Pemahaman terkait asuransi jiwa syariah ini pun tampak dari hasil riset, di mana pemahaman para responden dengan sebaran usia 25-50 tahun ini tampak meningkat dari 31 persen pada 2016 menjadi 39 persen pada 2019.

Minat pun meningkat dari 40 persen menjadi 58 persen, sehingga potensi pasar asuransi jiwa syariah mencapai Rp9,6 triliun pada 3 tahun ke depan.

"Menariknya, 44 persen yang berminat itu milenial berusia 25-34 tahun. Selain itu, di samping 81 persen muslim yang berminat, 19 persen teman-teman nonmuslim juga tertarik. Karena prinsip syariah ini memang universal," jelasnya.

Lewat fakta-fakta tersebut, Prudential Indonesia berupaya terus menggelar inovasi produk syariah, demi mengambil momentum dan mempertahankan capaian sebagai juara satu di industri asuransi jiwa syariah dengan pangsa pasar kelolaan dana tabarru 45 persen, 27 persen kontribusi bruto, dan total aset 25 persen dari industri.

"Setelah PRUCinta, PRUTect Care, dan PRUSolusi Sehat Syariah, kita membuat inovasi PRULink Syariah Multi Asset Fund untuk melengkapi asuransi dengan dana investasi berbasis syariah Prudential," jelasnya.

Sekadar informasi, Prudential Indonesia sebelumnya telah memiliki beberapa produk unit-linked syariah, seperti PRULink Syariah Rupiah Cash & Bond, PRULink Syariah Rupiah Equity Fund, PRULink Syariah Rupiah Managed Fund, PRULink Syariah Rupiah Infrastructure & Consumer Equity Fund, PRULink Syariah Rupiah Asia Pasific Equity Fund, PRULink Syariah Rupiah Cash Fund.

Novi Imelda, Chief Investment Officer Prudential Indonesia menjelaskan lebih lanjut perbedaan produk baru ini dengan produk-produk sebelumnya.

Pertama, produk ini bakal melengkapi asuransi unit-linked syariah di risiko moderat. Kedua, walaupun mematok risiko moderat, produk ini tetap mencakup aset-aset dinamis dari dalam dan luar negeri.

Tepatnya berupa reksadana saham syariah hingga 79 persen, reksadana pendapatan tetap syariah hingga 79 persen, dan instrumen risiko rendah (kas, deposito, reksadana pasar uang syariah) hingga 20 persen.

"Target kita tetap dinamis dengan kisaran 50 persen onshore, seperti obligasi lokal, pasar negara berkembang, dan rupiah. 50 persen sisanya di saham global, pasar negara maju, dan mata uang USD," jelasnya.

Novi menjelaskan bahwa strategi ini menilik potensi saham-saham teknologi di luar negeri seperti Microsoft, Tesla, Adobe, Intel, dll, porsinya 25,8 persen. Serta, saham kesehatan seperti Johnson&Johnson atau Merck dengan alokasi 21,74 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper