Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso menyebut suku bunga pinjaman bukan faktor utama pendorong pertumbuhan kredit.
Dalam paparannya, dia menjelaskan dengan menggunakan model ekonometrika, secara umum terbukti bahwa pertumbuhan kredit dipengaruhi secara signifikan oleh variabel konsumsi rumah tangga, daya beli masyarakat, suku bunga, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL), dan penjualan eceran.
Adapun, variabel yang paling sensitif atau memiliki elastisitas paling tinggi yakni pertumbuhan konsumsi dan daya beli masyarakat.
"Likuiditas memang dibutuhkan, tetapi kalau permintaan tidak ada maka kreditnya tidak tumbuh. Ini yang harus dipotong dengan berbagai stimulus tadi. Maka, kemudian kita simpulkan kalau kuncinya di permintaan. Permintaan didorong oleh berbagai stimulus," katanya dalam diskusi webinar tentang Kebangkitan UMKM untuk Mendorong Perekonomian Nasional, Senin (18/1/2021).
Oleh karena itu, perseroan sebagai bagian dari Himbara secara cepat merespons dan membantu penyaluran stimulus dari pemerintah agar sampai tepat sasaran.
Dalam implementasinya, BRI telah melakukan restrukturisasi kredit kepada UMKM terdampak Covid-19 sebanyak 2,83 juta nasabah senilai total Rp218,70 triliun.
BRI juga telah menyalurkan kredit dari penempatan dana pemerintah kepada 695.000 debitur senilai total Rp30 triliun sepanjang periode 25 Juni-7 Agustus 2020, serta penyaluran kredit dari tambahan penempatan dana pemerintah kepada 476.000 debitur senilai total Rp15 triliun sepanjang periode 25 September-15 Oktober 2020.
Selanjutnya, perseroan menyalurkan penjaminan kredit UMKM senilai Rp8,82 triliun kepada 14.528 triliun. Berikutnya, ada subsidi bunga UMKM yang telah disalurkan sebanyak Rp5,46 triliun kepada 6,57 juta debitur.
Bantuan produktif usaha mikro (BPUM) yang telah disalurkan sebesar Rp18,6 triliun kepada 7,7 juta debitur. KUR Super Mikro telah tersalur Rp8,78 triliun kepada 999.000 debitur. Berikutnya, subsidi gaji/upah pekerja sebanyak Rp6,4 triliun kepada 5,38 juta penerima.
Sunarso menambahkan fokus BRI saat ini membuat UMKM naik kelas. Hal ini tercermin dari porsi kredit UMKM yang sebelumnya tidak pernah mencapai 80 persen menjadi 80,65 persen pada kuartal III/2020.
"Apa yang dilakukan untuk naik kelas? Training dan edukasi, akses kepada pasar, dan teknologi permodalan," imbuhnya.