Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sambutan Lengkap Ketua BPA Saat Ulang Tahun ke-109 AJB Bumiputera 1912

Perayaan ulang tahun ke-109 Bumiputera diselenggarakan secara daring di beberapa kantor pada Senin (15/2/2021). Tak hanya pejabat perseroan, sejumlah pemegang polis pun masuk ke dalam beberapa kantor dan melihat para karyawan yang mengikuti acara tersebut.
Pejalan kaki melintas di dekat gedung Wisma Bumiputera di Jakarta. Bisnis
Pejalan kaki melintas di dekat gedung Wisma Bumiputera di Jakarta. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Perwakilan Anggota Asuransi Jiwa Bersama atau AJB Bumiputera 1912 merayakan ulang tahun ke-109. Terdapat sejumlah isu yang dibahas dalam acara perayaan itu, mulai dari pembayaran klaim hingga keterkaitan dengan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Perayaan ulang tahun ke-109 Bumiputera diselenggarakan secara daring di beberapa kantor pada Senin (15/2/2021). Tak hanya pejabat perseroan, sejumlah pemegang polis pun masuk ke dalam beberapa kantor dan melihat para karyawan yang mengikuti acara tersebut.

Bisnis memperoleh video sambutan Ketua Badan Perwakilan Anggota (BPA) Bumiputera Nurhasanah dalam acara perayaan ulang tahun itu melalui sambungan Zoom. Dalam sambutannya yang berdurasi sekitar 15 menit, Nurhasanah membahas sejumlah isu terkait Bumiputera.

Berikut sambutan Nurhasanah dalam acara perayaan ulang tahun ke-109 Bumiputera yang ditranskrip oleh Bisnis:

Hidup Bumiputera!

Yang saya hormati dan saya banggakan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi, dalam hal ini yang terhormat Bapak Drs. H. Zainal Abidin, beliau selaku Komisaris Independen dan Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama.

Yang saya hormati Bapak Erwin Situmorang selaku Komisaris Independen dan Plt. Direktur Keuangan dan Investasi, serta Direktur Teknik. Yang saya hormati Bapak Dena Chaerudin, Direktur SDM dan Plt. Direktur Kepatuhan.

Yang saya hormati rekan-rekan direksi anak perusahaan, hadir juga bersama kita. Dan juga seluruh Kepala Unit AJB Bumiputera 1912 dan seluruh kepala wilayah di seluruh Indonesia yang saat ini ikut juga bergabung bersama kita dalam rangka perayaan AJB Bumiputera yang ke-109. Beserta seluruh rekan, khususnya panitia yang sudah bersusah payah dalam penyelenggaraan ulang tahun pada hari.

Pada kesempatan ini saya selaku Ketua BPA AJB Bumiputera 1912, yang mewakili teman-teman. Kalau sekarang ini tinggal tiga orang. Karena berjumlah sebelas orang, yang tujuh orang mengundurkan diri dengan alasan ingin lebih fokus kepada pekerjaan mereka masing-masing dan satu orang telah meninggal dunia.

Oleh sebab itu, sebagai BPA yang kami harapkan pada kesempatan ini adalah bagaimana persoalan kita yang saat ini menjadi pokok dalam rangka bagaimana perusahaan ini tetap eksis dan tetap ada, yaitu outstanding claim. Kalau saya lihat, kita mungkin sepakat semua, baik rekan Dewan Komisaris, Direksi, Kepala Unit, dan seluruh wilayah bahwa kita tetap menyebutnya dengan outstanding claim, tidak dengan gagal bayar. Ini kesepakatan dulu.

Kalau tadi saya dengar dari ketua panitia, Ketua SP NIBA Bapak Rizky, dan Plt. Direktur Utama yang menyatakan masih ada semangat untuk membangun perusahaan ini.

Oleh sebab itu, kenapa ini Pak Rizky yang khusus saya sebutkan, karena ini Kepala Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa, dan Asuransi (SP NIBA) Bumiputera yang semangatnya disampaikan tadi menjadi harapan ke depannya. Tetapi apakah harapan ini nanti masih bisa untuk kita laksanakan? Nah, oleh sebab itu tiga hal tadi setelah kita berkomitmen, bahwa perusahaan ini dalam menghadapi outstanding claim, tidak gagal bayar.

Kalau gagal bayar itu tidak survive, kita sudah tidak bisa apa-apa karena setiap hari, setiap minggu, setiap bulan ini manajemen masih membayar. Benar enggak Pak Dena masih ada pembayaran?

Ada tiga hal yang tadi dari SP NIBA, bahwa tiga komitmen yang harus selalu dibangun terhadap Bumiputera ini adalah bagaimana branding Bumiputera tetap ada sepanjang Indonesia ini ada. Siapapun yang melaksanakannya. Nanti saya tidak Ketua BPA lagi, nanti saya tidak BPA lagi, direksi juga seperti itu, kepala unit seperti itu, SP NIBA, semua akan berganti. Tetapi bagaimana ini Bumiputera tetap ada.

Kemudian yang kedua pempol, bagaimana pempol ini bisa terselamatkan dan tidak dirugikan. Ketiga karyawan, bagaimana karyawan ini masih bisa bekerja dan memang tadi, ada permintaan.

Dinamika yang terjadi sekarang ini, dari tahun ke tahun perjuangan kita semakin berat, semakin panjang. Mungkin kalau saya masuk ke sini, menggambarkan bagaimana saya masuk, dan bagaimana saya menjadi Ketua BPA pada 2018.

Di era-era yang paling sulit dari AJB Bumiputera, setelah Bumiputera dikembalikan oleh regulator, pada saat itu Pengelola Statuter kepada kita, outstanding claim itu terjadi. Tahun 2017.

Ini sejarah buat kita, bagaimana ini kita bisa mempertahankan. Bagaimana juga rekan-rekan BPA yang sekarang ini delapan orang, setelah tiga mengundurkan diri, juga sama seperti teman-teman yang lainnya, menghadapi persoalan hukum hanya karena kita ingin pemegang polis tidak dirugikan. Kami sebagai BPA tidak masuk ke dalam operasional, tetapi kami mendengar dari manajemen dan seluruh kepala unit.

Yang kita hadapi sekarang adalah bagaimana pengawas OJK menyatakan bahwa BPA mengabaikan daripada perintah tertulis. Yang isinya apa? Bahwa kita harus melaksanakan Pasal 38 Anggaran Dasar.

Secara teknis BPA minta kepada manajemen, kepada kepala unit, bagimana kalau ini dilaksanakan. Ternyata persoalannya tidak segampang itu, ada nanti persoalan internal, ada persoalan eksternal, sehingga ini belum bisa kita laksanakan.

Kita tidak mengabaikan, kita tidak membenci regulator, tetapi ini belum bisa dilaksanakan karena hal-hal teknis. Tetapi kalau pada saatnya ini akan dilaksanakan, mari secara bersama kita untuk perbaikan Bumiputera ke depan, tapi kita tidak membunuh.

Ini dihadapi oleh teman-teman BPA, yang walaupun sudah mengundurkan diri tetap harus dimintai keterangan, tetap diadakan penyelidikan, tetap diadakan penyidikan. Dan yakinlah, Allah itu selalu bersama yang benar. Karena ending-nya nanti pasti akan di pengadilan, siapa yang benar, siapa yang salah, hakim yang akan memutuskan.

Di antara kita, Bumiputera, pengawas, OJK, dan kita semua termasuk pempol, tidak bisa menyatakan bahwa kita adalah benar sebelum ada keputusan hakim yang tetap.

Dan begitu juga teman-teman yang sekarang sedang dilanda persoalan, ini harus ada kekuatan. Berarti perjuangan kita tidak hanya menjadi sebatas slogan, tetapi sudah kepada kekuatan psikologis yang harus kuat. Bukan hanya fisik, kalau secara fisik kita harus sehat, tetapi secara psikologis kita juga harus kuat.

Sebagaimana disampaikan oleh Bapak Rizky tadi, bahwa memang tidak hanya sakit tapi sampai ada yang stres menghadapi semua ini. Dan ini menjadi tanggung jawab kita semua. Bagaimana kita sekarang ini menghadapi tiga hal, yang ini berpacu dalam pikiran kita.

Kita punya pengawas, regulator yang punya penafsiran sendiri, karena mereka yang mengawasi semuanya. Karyawan seperti itu, pempol seperti itu. Pihak ketiga juga yang ikut, bagaimana membuat suasana ini semakin keruh. Tapi tadi di akhir Pak Rizky mengatakan seberat apapun masalah pasti ada jalan keluarnya. Hal-hal seperti ini yang harus selalu kita pegang teguh.

Bapak, Ibu, dan saudara sekalian, persepsi-persepsi buruk sekarang datang di AJB Bumiputera karena persoalan-persoalan muncul secara terbuka, baik di media online maupun di media elektronik, maupun di antara kita sendiri. Nah, persoalan ini tidak segampang yang kita bayangkan.

Tadi Plt. Dirut menyatakan akan bagaimana kita nantinya, apakah kita siap menjalankan program-program kita. Dari 2019 enam kali RPKP kita diperkisa tidak disetujui, sampai sekarang tidak disetujui, ada komitmen regulator. Kalau AJB Bumiputera dapat melaksanakan Pasal 38 Anggaran Dasar, RPKP akan disetujui.

Nah, ini kami meminta komitmen juga dengan manajemen, pelaksanaan Pasal 38 Anggaran Dasar yang bagaimana, kita tidak ada masalah asal jangan pempol dirugikan. Bagaimana cara nanti membicarakan soal itu.

Di ulang tahun kita yang ke-109 ini kita harus bicara hal-hal yang nyatanya apa harus kita lakukan nanti. Tentunya yang pertama, bagaimana pempol ini, entah perwakilannya atau siapa, bisa duduk bersama dengan teman-teman manajemen dan dengan SP NIBA, bersama. Baru kita bicara ke regulator.

Kalau kita sendiri di dalamnya belum kompak, bagaimana kita bicara ke regulator. Jadi kompak dulu kita, siap melaksanakan. Kalau sekarang ini, yang kalau masih seperti ini-seperti ini saja, kita tahu nanti akan seperti bagaimana.

BPA-BPA yang sudah di luar, termasuk kita juga nanti akan di luar, akan sangat sedih kalau Bumiputera nanti kita tidak bisa pertahankan. Tapi Alhamdulillah, karena kekuatan dan bantuan Allah juga, dengan menangnya putusan Mahkamah Konstitusi 14 Januari 2021, siapapun tidak bisa lagi membubarkan Bumiputera ini. Eksistensi dan legitimasi Bumiputera ini telah dilahirkan oleh bangsa dan negara ini dengan putusan MK.

Tinggal sekarang bagaimana pemerintah dan DPR untuk mewujudkan UU Mutual terhadap Bumiputera. Artinya delapan orang BPA sudah melahirkan untuk diteruskan keberadaan Bumiputera ini. Yang selama ini kita sepakat bagaimana branding Bumiputera selalu dikeluarkan, bagaimana kita bisa mempertahankan Bumiputera. Dengan perjuangan panjang ini telah selesai marilah kita bersama-sama untuk mengisinya, menjabarkannya.

Kami berharap sekali, teman-teman manajemen, SP NIBA, dan kita semua, artinya teman-teman pempol yang di luar yang menjerit-jerit, ini diajak bicara bersama apa yang harus kita lakukan ke depan. Tanpa duduk bersama tidak pernah akan ada penyelesaian. Mereka capek sendiri, seperti kata Pak Zainal tadi, kalau demo dari pagi sampai sore, sudah, lemas kan, dapatnya apa?

Ini yang harus saya sampaikan pada kesempatan ini, termasuk teman-teman wilayah yang sekarang ini harus berbuat apa dengan tidak adanya program, hanya produk. Yang dihadapi hanya pempol yang marah-marah, yang akhrinya depresi. Seperti teman-teman BPA juga begitu, semua mengatakan lebih baik kita mundur fokus dengan pekerjaan. Gak jelas kapan selesainya Bumiputera ini.

Tetapi kita berharap, tanggung jawab kita jangan sampai kita itu mundur begitu saja. Kalau kita mundur secara konstitusional itu tidak ada masalah.

Terakhir, kita memang masih sangat berharap, terutama pengawas, OJK, dan pemerintah untuk tetap peduli kepada Bumiputera ini, karena ini merupakan aset bangsa, sejarah dari tiga orang guru yang sudah susah payah mendirikan Bumiputera untuk kemakmuran bangsa Indonesia, dan sampai dengan hari ini usia 109 tahun kita masih bertahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper