Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polemik Suku Bunga, Margin Bank BUMN Masih Tebal

Margin bank milik pemerintah lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta dan bank asing. Ada apa dengan bank plat merah?
Margin bank milik pemerintah yang masih tebal menjadi sorotan pengawas perbankan./logo
Margin bank milik pemerintah yang masih tebal menjadi sorotan pengawas perbankan./logo

Bisnis.com, JAKARTA -- Polemik suku bunga dan margin kredit perbankan tidak pernah habis. Pemecahan masalah ini tampaknya masih sulit di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan transmisi suku bunga perbankan masih berjalan lambat padahal BI sudah terus menurunkan suku bunga kebijakan moneter. Bahkan, data Bank Indonesia mengungkap bahwa bank pelat merah dan bank daerah memiliki margin bunga tertinggi dibandingkan dengan bank swasta dan bank asing.

"Kami terus berharap perbankan mempercepat penurunan suku bunga kredit sebagai upaya bersama untuk pembiayaan dan pemulihan ekonomi nasional," sebutnya.

Menanggapi hal ini, ekonom Indef Aviliani menyampaikan perhitungan margin perbankan tidak dapat dilihat dari margin suku bunga kredit semata.  Terlebih selama masa pandemi, perbankan melakukan restrukturisasi yang seharusnya masuk dalam perhitungan loan at risk (LAR). 

Sebagian dari restrukturisasi ini bahkan sudah dilakukan pencadangan yang cukup besar untuk menjamin keberlangsungan bisnis tahun ini. Perbankan juga punya beban likuiditas dari dana-dana sebelumnya yang belum bisa turun secepat suku bunga acuan BI.

Ada pula, kondisi di mana modal perbankan juga tergerus oleh pembagian dividen yang pada akhirnya juga dinikmati oleh investor termasuk pemerintah dan masyarakat di pasar saham.

"Kebutuhan untuk peningkatan kredit memang dibutuhkan, tetapi banyak hal yang bank perhitungkan sebelum menurunkan suku bunga kreditnya," sebutnya, Minggu (21/2/2021).

Aviliani mengatakan margin yang terkumpul tahun lalu akan digunakan untuk melakukan ekspansi tahun ini. Menurutnya, penurunan suku bunga kredit dan ekspansi fungsi intermediasi tahun akan tetap dilakukan perbankan secara pruden.

Lagi pula, keputusan penarikan fasilitas kredit dari masyarakat adalah daya beli, dan bukan tingkat suku bunga kredit semata. Bagi pelaku usaha, pertimbangan utama dalam pencairan fasilitas kredit pun adalah peningkatan kapasitas produksi.

"Maka dari itu, peran pemerintah dalam meningkatkan kinerja ekonomi riil di awal tahun sangat krusial. Insentif di sisi supply dan demand itu bagus, tapi ekonomi harus bergerak dulu," imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper