Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk. akan aktif melakukan penawaran umum terbatas pada tahun ini untuk mengejar pemenuhan modal inti menjadi Rp2 triliun pada 2021 dan Rp3 triliun pada 2022.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan perseroan melihat perlunya menambah modal untuk melakukan proses bisnis agar lebih berkembang, sehingga penambahan modal yang dilakukan tidak hanya untuk memenuhi ketentuan dalam POJK 12/2020.
"Yang sedang berjalan adalah PUT keempat pada bulan ini dan kami akan ada tambahan lagi. Yang pasti selama 2021, kami akan mengejar melalui beberapa seri PUT untuk mengejar kebutuhan Rp2 triliun. Dan tahun depan ada capital plan untuk mendukung strategi bisnis untuk menjadi Rp3 triliun," katanya dalam public expose insidentil, Senin (7/3/2021).
Diketahui, modal inti Bank milik Akulaku itu per September 2020 mencapai Rp1,08 triliun, meningkat dari posisi per 31 Agustus 2020 sebesar Rp928,62 miliar. Penambahan modal berasal dari hasil rights issue pada Juli 2020 sebesar Rp 150 miliar.
Tjandra mengatakan perseroan melakukan penawaran umum terbatas IV sebanyak 832.724.404 lembar saham. Dengan harga pelaksanaan Rp300 per saham, maka potensi dana BBYB dari hasil rights issue sebesar Rp249,82 miliar.
"Terlepas dari ketentuan OJK yang meminta pemenuhan modal inti tahun ini Rp2 triliun, kami melihat perlunya menambah modal untuk melakukan proses bisnis yang lebih berkembang," imbuhnya.
Lebih lanjut, Tjandra mengatakan perseroan fokus pada dua hal untuk strategi bisnis pada tahun ini. Pertama, penetrasi pasar di pasar digital melalui produk dan layanan Bank.
Kedua, perseroan meningkatkan kolaborasi strategis dengan ekosistem digital yang ada saat ini yakni Akulaku Grup. Di samping itu, perseroan membuka aliansi bisnis baru dengan ekosistem digital lainnya. "Kami juga tidak berhenti dengan inovasi produk dan layanan kami," ujarnya.
Selain PUT IV yang sedang berjalan, Bank Neo Commerce akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa pada kuartal I/2021. Salah satu agenda yang dibahas adalah perubahan susunan direksi Bank Neo Commerce.
Lebih lanjut, Bank Neo Commerce membukukan laba bersih sebesar Rp15,87 miliar pada 2020, atau turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp16 triliun.
"Kami bersyukur terlepas dari kondisi pandemi yang mendera perekonomian, kami masih bisa menutup 2020 dengan kondisi laba Rp15,87 miliar. Ini pencapaian yang tidak mudah, walaupun ada informasi terutama di kuartal I dan II yang memengaruhi bisnis kami," imbuhnya.