Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jangkau 43,56 Juta Peminjam, Fintech Siap Perluas Peran

Industri teknologi keuangan sangat mudah berkembang di Tanah Air seiring makin membaiknya literasi keuangan dan kuatnya sinyal data seluler hingga pelosok..
CEO & Co-Founder PT Investree Radhika Jaya (Investree) Adrian Gunadi (tengah) bersama oleh Wapemred Bisnis Indonesia Fahmi Achmad (kanan) saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia./BISNIS-Triawanda Tirta Aditya
CEO & Co-Founder PT Investree Radhika Jaya (Investree) Adrian Gunadi (tengah) bersama oleh Wapemred Bisnis Indonesia Fahmi Achmad (kanan) saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia./BISNIS-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha peer-to-peer (fintech P2P) lending mengincar peran sebagai penghubung ekosistem keuangan digital di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Adrian Gunadi mengungkap bahwa Industri siap meningkatkan peran sebagai salah satu pendorong pemulihan ekonomi nasional.

"Bagi AFPI sendiri ajang ini menjadi komitmen kami untuk terus mendorong penguatan ekosistem dan peningkatan kolaborasi dengan lembaga keuangan lainnya, untuk menjadikan Fintech Pendanaan sebagai pemain penting dalam pemulihan dan pertumbuhan ekonomi melalui akselerasi layanan keuangan digital," ujar Adrian dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (12/3/2021).

Dalam diskusi tersebut, AFPI dan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) juga mengumumkan kemitraan strategis jangka panjang. 

Turut hadir pula perusahaan teknologi biometrik PT Asli Rancangan Indonesia (ASLI RI), platform alternatif credit scoring Bangun Percaya Sosial (BPS), platform SaS informasi keuangan PT CLIK, dan beberapa platform P2P seperti AdaKami, UangMe, RupiahCepat, dan PinjamYuk selaku penyelenggara dan pendukung acara.

"Dari diskusi yang dilaksanakan ini kami berharap dapat menggandeng dukungan dari seluruh stakeholder, mendapatkan banyak masukan sehingga Fintech Pendanaan berperan nyata khususnya dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional," jelas Adrian.

Ketua Umum idEA Bima Laga menekankan bahwa fintech P2P yang berperan menyalurkan dana kredit buat pengguna (konsumtif) maupun pelaku e-commerce (produktif) turut berperan meningkatkan jumlah transaksi industri.

Berdasarkan data idEA, transaksi e-commerce saat pandemi meningkat di atas 20 persen (yoy), bahkan terdapat peningkatan pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada tahun 2020 yang mencapai Rp11,6 miliar dibanding tahun 2019 senilai Rp9 miliar.

Direktur Pengembangan Bisnis Bangun Percaya Sosial (BPS) Henri Halim menjelaskan pandemi Covid-19 telah mengakselerasi industri Fintech Lending di Indonesia, dengan tetap memitigasi resiko gagal bayar para peminjam (borrower).

"Diskusi ini sangat penting perannya dalam meningkatkan secara cepat inklusi keuangan dan perkembangan ekonomi di Indonesia melalui data and penilaian kredit alternatif," tutup Henri.

Penyaluran industri fintech P2P lending yang terdiri dari 148 platform sepanjang 2020 mencapai Rp74,41 triliun atau naik 26,47 persen (yoy) dari capaian 2019. Adapun, dari sisi kualitas pinjaman, Tingkat Keberhasilan Pengembalian Pinjaman 90 Hari (TKB90) industri bertahan di 95,22 persen.

Industri P2P tercatat telah menggaet investor retail maupun perusahaan sebagai lender ke angka 716.000 entitas. Sementara akumulasi borrower yang meminjam dari seluruh platform P2P lending legal, jumlahnya telah mencapai 43,56 juta entitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper