Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) meyakini daya saing Bank Perkreditan Rakyat (BPR) akan bertambah seiring dengan kolaborasi dengan platform finansial teknologi peer to peer (fintech P2P) lending.
OJK belum lama ini memberikan lampu hijau terhadap dua skema kerja sama antara BPR dengan platform P2P, yakni skema channelling dan skema referral.
Hal tersebut tertuang dalam Buku Panduan Kerja Sama BPR dan Fintech Lending yang disusun oleh Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan.
Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto menyambut baik atas inisiatif OJK merilis petunjuk teknis kolaborasi BPR dan fintech lending. Panduan tersebut memberikan rambu-rambu yang jelas terhadap kolaborasi kedua lembaga jasa keuangan itu.
Menurutnya, BPR dapat menyalurkan pinjaman lebih masif dengan keunggulan teknologi yang dimiliki fintech lending, tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian. Dia memproyeksi pertumbuhan kredit BPR dapat tercapai di rentang 7%-8% dengan asumsi Covid-19 terkendali dengan baik pada tahun ini.
"Kalau kolaborasi ini berjalan, maka akan menambah daya saing BPR dari sisi bisnisnya. Dan ini mengurangi persaingan itu sendiri, karena semula fintech sebagai pesaing sekarang menjadi kawan," katanya, Senin (22/3/2/2021).
Data SPI OJK per Desember 2020 mencatat penyaluran kredit BPR mencapai Rp110,77 triliu atau tumbuh 1,83% yoy. Pertumbuhan itu jauh dari angka pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir di angka 9%-10% secara yoy.