Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Koreksi Saham Bank Kecil Sepekan Terakhir. Pesta Telah Usai?

Dari 15 bank yang dihimpun Bisnis, sebanyak 13 bank mengalami koreksi berjamaah dalam seminggu terakhir.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Saham bank-bank kecil terlihat mulai terkoreksi setelah sempat melambung tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

Bursa Efek Indonesia (BEI) pun sempat melakukan suspensi terhadap saham bank-bank kecil karena kenaikan harga yang signifikan.

Bahkan, pada 4 Maret 2021, Bursa menghentikan sementara perdagangan 7 saham bank kecil sekaligus. Ketujuh saham bank yang terkena suspensi saat itu yaitu BBHI, BKSW, AGRS, BMAS, BNBA, INPC, dan BACA.

Namun kini, saham-saham bank kecil mulai menunjukkan pelemahan. Dari 15 bank yang dihimpun Bisnis, sebanyak 13 bank mengalami koreksi berjamaah dalam seminggu terakhir.

Sebanyak 5 bank bahkan mengalami pelemahan lebih dari 20 persen, yaitu AGRS dengan koreksi 24,22 persen, BACA -24,83 persen, BNBA -24,70 persen, lalu INPC -28,86 persen, dan BVIC -29,20 persen.

Saham 8 bank mini lainnya mengalami koreksi di rentang 3 persen hingga 19 persen. Hanya saham BINA yang menguat sebesar 10,27 persen, sedangkan saham BKSW tidak mengalami perubahan atau stagnan dalam seminggu terakhir.

Menanggapi koreksi saham bank kecil, Direktur PT Anugerah Mega Investama sekaligus dosen FEB Trisakti dan MET Atmajaya Hans Kwee menyampaikan penurunan harga saham bank-bank digital masih sangat relevan.

"Valuasinya memang sudah terlalu mahal," katanya saat dihubungi Selasa (23/3/2021).

Hans mengatakan bank-bank digital masih perlu menunjukkan performanya. Kualitas kredit bank-bank tesebut pun masih perlu diperbaiki lebih lanjut.

Perubahan Harga Saham Bank Kecil dalam Sepekan
Kode SahamPerubahan (%)
BINA10,27
BKSW0
ARTO-3,47
BBYB-3,57
BBHI-8,52
AGRO-8,61
BGTG-16,50
DNAR-17,27
BMAS-18,78
BBSI-19,85
AGRS-24,22
BNBA-24,70
BACA-24,83
INPC-28,86
BVIC-29,20

Sekadar informasi, saham BNBA merupakan salah satu yang lama digembok perdagangannya oleh BEI. Otoritas Bursa sebelumnya melakukan suspensi saham BNBA sejak 4 Maret 2021 sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Sebelum disuspensi pada 4 Maret 2021 saham BNBA terbang 24,81 persen ke level 3.320. Kenaikan harga saham tersebut ditengarai karena isu akuisisi dan transformasi menjadi bank digital. D

Di sisi lain, Sea Group, induk usaha e-commerce Shopee, dikabarkan sudah semakin memantapkan rencananya untuk mengakuisisi Bank Bumi Arta.

Menurut informasi yang didapatkan Bisnis, manajemen grup yang berkedudukan di Singapura tersebut telah mendekat ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehubungan dengan rencananya untuk mengambilalih Bank Bumi Arta. Adapun, terkait dengan finalisasi akuisisi masih belum diketahui dengan pasti.

Dalam kesempatan terpisah sebelumnya, Presiden Direktur Bank Bumi Arta Wikan Aryono bersama dengan Direktur T. Hendra Jonathan menyampaikan bahwa perseroan belum mengetahui terkait rencana akuisisi yang akan dilakukan.

Direksi BNBA juga menyebutkan bahwa perseroan saat ini tidak memiliki informasi penting lainnya yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan maupun harga sahamnya.

"Belum ada informasi maupun kejadian penting lainnya yang material dan dapat memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat memengaruhi harga saham perusahaan," katanya dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (16/2/2021).

Sementara itu, manajemen Bank Victoria, yang mana sahamnya terkoreksi paling dalam seminggu terakhir, telah menggelar public expose insidentil pada Rabu (3/3/2021).

Direktur Utama Bank Victoria Ahmad Fajar menyatakan akan tetap melakukan penguatan modal dengan kemampuan finansial dari pemegang saham existing. Adapun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang mendorong perbankan untuk memiliki modal minimum Rp3 triliun.

Per akhir September 2020, modal inti emiten berkode BVIC ini berada pada angka Rp1,92 triliun Direktur Utama Bank Victoria Ahmad Fajar mengatakan komitmen dari pemegang saham masih sangat kuat dalam pengembangan perseroan dalam jangka panjang. Peningkatan modal inti akan dilakukan secara organik sekaligus penambahan dari pemegang saham existing.

"Kami berkomitmen untuk memenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan meningkatkan secara organik. Kami juga ada rencana penambahan modal berasal dari pemegang saham dan aksi korporasi lainnya. Nanti dari grup kami Victoria Grup dan DEG dari Jerman," katanya dalam Pubex Bank Victoria, Rabu (3/3/2021)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper