Bisnis.com, JAKARTA - Transformasi digital di sektor perbankan dinilai bakal mengurangi jumlah kantor cabang. Namun demikian, peran kantor cabang masih dibutuhkan mengingat transaksinya yang masih cukup tinggi.
Direktur IT dan Operasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. YB Hariantono menilai secara umum kantor cabang bank ke depan akan berkurang dengan adanya transformasi digital. Perilaku masyarakat berubah dari transaksi di kantor cabang menjadi ke digital.
Selama pandemi, Bank BNI mencatat transaksi digital melalui mobile banking naik lebih dari 50 persen. Adapun, frekuensi transaksi di kantor cabang turun single digit.
Hariantono menyebut sekitar lebih dari 97 persen transaksi di BNI dilakukan melalui digital atau elektronik. Dan kurang dari 3% transaksi masih dilakukan di kantor cabang.
Namun dari sisi nilai transaksi, dia menyebut jumlah transaksi di cabang dan digital kurang lebih sama. Hal ini menunjukkan meski transaksi di saluran elektronik tumbuh, tetapi kebutuhan transaksi di cabang belum turun signifikan.
"Makanya kalau kita lihat sampai saat ini kita belum dengar bank ini menutup cabang besar-besaran karena transaksinya sepi," katanya dalam webinar, Rabu (24/3/2021).
Data Statistik Perbankan OJK Desember 2020 mencatat jumlah kantor cabang bank sebanyak 3.616 kantor cabang. Jumlah tersebut masih lebih tinggi dari angka 2019 sebesar 3.609, tetapi turun dibandingkan dengan angka di 2016 sebesar 3.694, 2017 sebesar 3.708 dan 2018 sebesar 3.717.
Hariantoro mengatakan memang penggunaan cabang di masa mendatang akan semakin berkurang. Namun, transformasi itu akan berjalan secara gradual.
"Jumlah transaksi di cabang masih tinggi, walaupun pertumbuhan di elektronik luar biasa tinggi. Ini [cabang berkurang] gak akan serta merta terjadi saat ini, tapi itu akan terjadi," katanya.
PT Bank CIMB Niaga Tbk. juga melakukan transformasi digital di antaranya melalui pengembangan Octo Mobile yang dirancang layaknya super app. Sejalan dengan transformsi yang dilakukan, transaksi digital juga mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan menyebutkan kontribusi transaksi di luar kantor cabang per Desember 2020 mencapai 95,2 persen. Sementara 4,8 persen sisanya dilakukan di kantor cabang.
Melihat tren tersebut, maka perseroan telah mengurangi kantor cabang dari 500 kantor cabang pada 2017 menjadi 380 kantor cabang pada 2020.
"Kami sudah mengurangi 120 cabang selama 4 tahun terakhir tanpa mengurangi servis terhadap nasabah kami," katanya dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu (20/3/2021).
Lebih lanjut, transaksi melalui OCTO Mobile menunjukkan kenaikan signifikan dalam tiga tahun terakhir, baik dari sisi pengguna maupun jumlah transaksi.
Secara rinci, jumlah pengguna layanan mobile banking itu naik 19 persen menjadi 2,6 juta pada 2019. Selanjutnya, jumlah pengguna naik 14 persen menjadi 2,97 juta pada pada 2020.
Adapun jumlah transaksi di OCTO Mobile naik 145 persen menjadi 37,7 juta transaksi pada 2019. Selanjutnya, jumlah transaksi naik 50 persen menjadi 56,4 juta transaksi pada 2020.
"Dan kami harapkan [jumlah transaksi] jauh lebih tinggi lagi di tahun ini," katanya.