Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Tahun, Penerbitan Surat Utang Bank Masih Sepi

Hal tersebut tercermin dari data OJK hingga pekan pertama Maret 2021 menunjukkan belum ada bank yang melakukan penawaran umum efek bersifat utang atau sukuk (EBUS).
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan surat utang belum menjadi opsi bagi bank dalam menghimpun pendanaan untuk keperluan pembiayaan pada awal tahun.

Hal tersebut tercermin dari data OJK hingga pekan pertama Maret 2021 menunjukkan belum ada bank yang melakukan penawaran umum efek bersifat utang atau sukuk (EBUS).

Adapun, sepanjang 2020 terdapat 9 penerbitan surat utang oleh bank dengan total nilai emisi sebesar Rp6,85 triliun. Jumlah tersebut menurun signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya terdapat 18 penerbitan surat utang dengan total nilai emisi sebesar Rp21,69 triliun.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan penerbitan surat utang menjadi alternatif pendanaan bagi bank di samping dana pihak ketiga, untuk membiayai ekspansi kredit. Namun, jika diperhatikan kondisi saat ini, sejumlah sektor usaha masih belum bangkit dari dampak pandemi Covid-19.

Hal itu juga menyebabkan bank berhati-hati dalam penyaluran kreditnya. Dari situ, bank diperkirakan tidak memiliki kebutuhan dana untuk membiayai kredit di luar dana pihak ketiga saat ini.

"Apalagi saat ini kondisi pasar belum membaik, sehingga pada 2021 bank lebih menahan diri untuk menerbitkan obligasi," katanya pekan lalu.

Trioksa memperkirakan penerbitan obligasi akan mulai marak pada kuartal IV. Hal ini seiring dengan periode vaksinasi di Indonesia yang telah tembus 10 juta orang dan masih terus berlangsung.

Menurutnya, jika vaksinasi berjalan efektif sampai dengan kuartal II, diperkirakan mulai ada pergerakan aktivitas masyarakat, sehingga ekonomi diharapkan mulai bergairah pada kuartal IV tahun ini.

"Diharapkan kuartal IV atau kuartal I tahun depan mulai bergairah, sektor usaha mulai membutuhkan pembiayaan, dan bank lebih percaya diri memberikan pembiayaan. Konservatifnya itu terjadi di kuartal IV atau kuartal I tahun depan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper