Bisnis.com, JAKARTA - Kebutuhan pelaku UMKM dan masyarakat selaku peminjam dana platform teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending mengalami peningkatan jelang momen Lebaran 2021. Berdasarkan statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri mencatatkan rekor nilai penyaluran pinjaman bulanan baru semenjak berdiri, tepatnya Rp11,76 triliun per Maret 2021.
Capaian ini tercatat naik 21,92 persen (year-to-date/ytd) dari benchmark kinerja pada Desember 2020 senilai Rp9,65 triliun, yang kebetulan merupakan rekor penyaluran bulanan terbesar industri sebelumnya.
CEO & Co-Founder PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia atau Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menjelaskan bahwa pihaknya juga mendapat berkah di periode Ramadhn ini.
"Maret 2021 kita mencapai rekor di Rp120 miliar lebih. Tapi ternyata penyaluran di April 2021 kemarin lebih besar lagi, di Rp130 miliar. Ini karena kegiatan ekonomi makin meningkat, apalagi kalau mau lebaran konsumsi masyarakat kan meningkat. Kebutuhan modal kerja usaha pun meningkat," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (6/5/2021).
Ivan menyebut bahwa kenaikan di periode kuartal I/2021 ini kebanyakan didorong UMKM yang membutuhkan working capital atau inventory yang lebih banyak, serta tengah mencoba meningkatkan services, terutama pada industri yang terkait langsung pada bulan Ramadan.
Namun demikian, selain UMKM di sektor perdagangan yang banjir pesanan di periode Ramadan, rekor penyaluran Akseleran juga terdorong sektor borrower andalannya, yang tengah bangkit, yaitu engineering, infrastruktur, mining, oil and gas, dan power, serta 80 persen borrower yang melakukan repeat order.
Baca Juga
Adapun, dari sisi pendana (lender), Akseleran mengalami kenaikkan top-up dari mereka, yang hampir mencapai 2 kali lipat pada bulan April 2021. Menurutnya, pendorongnya karena tunjangan hari raya (THR) yang diterima oleh mayoritas lender, langsung dialokasikan ke dalam platform P2P untuk disalurkan ke borrower.
Terkini, Akseleran telah menyalurkan Rp451,71 miliar sepanjang 2021, dengan outstanding tersisa Rp287,02 miliar dan Tingkat Keberhasilan Pengembalian Pinjaman 90 Hari (TKB90) industri bertahan di 98,59 persen.
Adapun, bagi PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) yang menyasar penyaluran pinjaman untuk segmen pelaku usaha mikro wanita di pedesaan, pun tertolong oleh periode jelang Lebaran 2021. Pasalnya, pelaku usaha ibu-ibu mayoritas bergerak di bidang pembuatan makanan, kerajinan tangan, dan warung, tengah kebanjiran order sehingga membutuhkan tambahan modal kerja.
Chief Commercial Officer Amartha Hadi Wenas menjelaskan bahwa hal ini membuat pencairan bulanan dan outstanding telah kembali full recovery seperti sebelum pandemi pada April 2021.
"Jadi kita optimistis target pencairan kita tahun ini mencapai Rp3 triliun. Target jumlah mitra aktif kalau sekarang kita di angka 400 ribu, kumulatif di angka 600 ribu, akhir tahun ini mudah-mudahan yang aktif bisa mencapai 800 ribu," jelasnya dalam diskusi bersama media.
Sebelumnya, Amartha masih mencatatkan kenaikan penyaluran pinjaman sepanjang 2020 yang mencapai Rp2 triliun dari sebelumnya Rp1,7 triliun pada 2019. Kini, akumulasi penyaluran Amartha telah mencapai Rp3,61 triliun kepada 669.841 borrower.