Bisnis.com, JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) menekankan bahwa pembentukan ekosistem pelaku UMKM yang merupakan nasabah anggota holding ultra mikro merupakan keniscayaan. Sekadar informasi, PNM direncanakan menjadi bagian holding bersama PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang harapannya mampu mengintegrasikan ekosistem bisnis masing-masing nasabahnya.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menjelaskan terutama untuk nasabah PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM), yang didominasi dengan kekuatan berbasis kelompok kecil.
"Mereka punya keterbatasan untuk berintegrasi dan melakukan kerja sama, terutama dengan pebisnis di luar kelompoknya. Kalau ada ekosistem, mereka bisa saling mendukung dan berkolaborasi meningkatkan produksi dan penjualan, bahkan peluang ekspor," ujarnya kepada Bisnis, Senin (17/5/2021).
Adapun, penyelenggara holding akan membantu dari sisi integrasi data, yang harapannya mampu menyajikan pengelompokan sektor usaha beserta komoditas dengan lebih baik. Setelah itu, nasabah mikro PNM pun bisa didorong menjadi supply-chain terhadap usaha-usaha besar tersebut.
"Karena sesuai tugas PNM, kita melakukan pembinaan dan memberikan tiga modal. Modal finansial, modal intelektual, dan terakhir modal sosial. Yang modal sosial ini akan sangat terbantu apabila basis data dari holding ini kuat," tambahnya.
Sekadar informasi, EVP Pengembangan dan Legal PNM Rahfie Syaefulshaaf dalam diskusi bersama media, menjelaskan anggota holding telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Privatisasi, Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Keuangan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), dan Komisi VI DPR.
Baca Juga
Selain itu, anggota holding pun terus berkonsultasi dengan pemangku kepentingan seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta Komisi VI DPR dan Komisi XI DPR. Apabila sesuai tenggat waktu yang ditentukan, maka holding ultra mikro paling lambat harus terbentuk dan launching sebelum proses berjalan setahun atau sekitar Februari 2022.
Adapun, Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengatakan pembentukan holding BUMN ultra mikro harus dilakukan secepatnya di masa pemulihan akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, masa pemulihan ini menentukan akan seberapa kuat dan cepat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia nantinya, karena UMKM mampu mempertahankan keadaan minimum perekonomian.
"Sehingga saat [ekonomi] mau start kembali, tidak harus dari nol. Ini harus segera karena kalau dilihat situasi ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk bisa memperbaiki struktur industri dalam negeri. Fungsi UMKM yang masih berputar sekarang bisa menentukan apakah nanti kita sukses dengan pemulihan, atau pemulihan hanya berakibat banjir barang impor," ujar Ari.
Dia menyebut pembentukan holding BUMN ultra mikro dibutuhkan untuk menyinergikan gerak ketiga perusahaan, karena tanpa holding, gerak tiga perusahaan negara ini dalam mengembangkan pelaku UMKM dan usaha mikro berjalan sendiri-sendiri.
Nantinya, holding BUMN ultra mikro diharap bisa berperan sebagai entitas sumber informasi dan perancang strategi pengembangan UMKM dan penyamaan pandangan strategis.
Selain itu, Ari memandang holding BUMN ultra mikro bisa berperan sebagai entitas yang membantu menurunkan biaya transaksi pelaku UMKM. Keberadaan holding pun diharap mampu mendukung pelaku UMKM untuk mendapat pasar dan peluang pemasaran yang lebih luas dibandingkan dengan sebelumnya.