Bisnis.com, JAKARTA — BPJS Kesehatan menilai bahwa ekosistem digital dapat mencegah terjadinya kolaps di sistem kesehatan, yakni dengan cepatnya proses data yang memengaruhi pelayanan.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi pembahasan dalam International Social Security Association (ISSA) Symposium on Information and Communication Technology in Social Security: Responses to Covid-19, yang berlangsung pada Rabu (19/5/2021).
Ghufron yang menjadi salah satu panelis menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan degradasi dalam berbagai sektor, justru menjadi peluang untuk memperkuat implementasi sistem teknologi informasi. Hal tersebut dapat mendorong jaringan ekosistem kesehatan digital yang kuat.
"Sebagai pembanding, faktor kunci keberhasilan sistem teknologi informasi ekosistem digital di Korea Selatan untuk mencegah sistem pelayanan kesehatan kolaps adalah struktur kerja sama dan interoperabilitas sistem, serta data antar lembaga di pemerintah pusat dan daerah yang sangat bagus," ujar Ghufron dalam keterangan resmi yang diperoleh pada Kamis (20/5/2021).
Langkah-langkah itu pun dapat menjadi referensi bagi Indonesia untuk menyempurnakan sistem teknologi informasi pelayanan kesehatan. Diperlukan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam meningkatkan kualitas layanan dan sistem teknologi informasi itu.
"Pergeseran akses layanan kesehatan konvensional menjadi berbasis digital adalah sesuatu yang mutlak terjadi. Oleh karenanya, kita hadirkan layanan dan produk digital untuk menjawab kebutuhan stakeholders JKN-KIS yang dinamis," ujarnya.
Ghufron juga memaparkan ekosistem kesehatan digital yang dibangun BPJS Kesehatan turut berperan dalam penanganan Covid-19, seperti membantu pendataan peserta vaksinasi Covid-19, memproses klaim kasus Covid-19 yang diajukan rumah sakit, menyediakan dashboard berisi data terkait verifikasi klaim Covid-19 yang bisa diakses Pemerintah Daerah untuk menentukan kebijakan, hingga membantu peserta JKN-KIS melakukan screening Covid-19 secara mandiri melalui Mobile JKN.
Ghufron pun menekankan bahwa dalam mengembangkan sistem teknologi informasi, BPJS Kesehatan selalu melakukan identifikasi kebutuhan peserta JKN terlebih dulu berdasarkan customer journey. BPJS Kesehatan juga mendorong para mitra penyedia layanan kesehatan untuk menerapkan digitalisasi layanan dan penyempurnaan secara kontinu.
"Put people first, kita harus dengarkan kebutuhan mereka. Di samping itu, kita juga bangun team work dan leadership yang kuat untuk memantapkan pelayanan kepada peserta JKN," ujarnya.