Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asabri: Likuiditas Tabungan Hari Tua Hanya Stabil hingga 2025

Diperkirakan defisit arus kas akan mencapai Rp589 miliar, tapi estimasi posisi dana deposito hanya Rp12 miliar.
Aktifitas layanan nasabah di kantor PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri di Jakarta, Kamis (16/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Aktifitas layanan nasabah di kantor PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri di Jakarta, Kamis (16/1/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau Asabri menyatakan bahwa arus kas program tabungan hari tua atau THT hanya dapat bertahan baik hingga 2025. Oleh karena itu diperlukan sejumlah pembenahan untuk mencegah terjadinya kekurangan dana.

Direktur Utama Asabri Wahyu Suparyono menjelaskan bahwa tiga program yang dikelola perusahaan tersebut, yakni THT, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Kematian (JKm) memiliki kondisi keuangan yang berbeda-beda. Kondisi program THT perlu mendapatkan sorotan.

Asabri mencatat bahwa saat ini terjadi defisit arus kas (cashflow) program THT senilai Rp138 miliar. Dalam kondisi itu, estimasi posisi dana deposito sebesar Rp391 miliar menghadapi nilai klaim bulanan berkisar Rp130 miliar, sehingga rasio dana deposito terhadap klaim bulanan ada di angka 3,01 kali.

Menurut Wahyu, kondisi arus kas THT diproyeksikan terus menurun hingga 2025, karena defisit yang kian membengkak. Diperkirakan defisit arus kas akan mencapai Rp589 miliar, tapi estimasi posisi dana deposito hanya Rp12 miliar.

"Rasio dana deposito secara bulanan ada di bawah satu kali, 0,07 kali terhadap klaim bulanan. Kondisi kita sampai 2025 memang aman tapi saldonya semakin menurun," ujar Wahyu dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR, Rabu (9/6/2021).

Pada 2025, diproyeksikan nilai klaim bulanan THT akan mencapai Rp158 miliar atau terus meningkat setiap tahunnya. Namun, defisit arus kas pun kian melebar sehingga mengancam stabilitas program THT.

Wahyu menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan sejumlah langkah untuk menyelesaikan persoalan keuangan itu. Upaya utama adalah perbaikan tata kelola Asabri, termasuk penataan ulang struktur organisasi dan kebijakan investasi.

Manajemen Asabri pun akan melakukan optimalisasi bisnis dan efisiensi biaya melalui sinergi dengan PT Taspen (Persero), seiring terbentuknya cluster Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Asuransi Sosial.

"Lalu, akan dilakukan pemulihan aset non produktif, aset recovery atas komitmen Heru Hidayat dan Benny Tjokro, dan penyesuaian portofolio investasi," ujarnya.

Adapun, program JKK dan JKm mencatatkan kondisi keuangan yang baik. Dana deposito kedua program itu diproyeksikan terus tumbuh dan rasio dana terhadap klaim bulanan pun terus meningkat, menunjukkan sehatnya kondisi keuangan program.

"Relatif lebih aman untuk JKK karena nilai klaim bulanan relatif stabil, rata-rata Rp7 miliar per bulan. Pengelolaan dana JKm pun estimasi deposito terus meningkat, klaim bulanan stabil sekitar Rp15 miliar," ujar Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper