Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Ina Bidik Rp1 Triliun dari Rights Issue untuk Tingkatkan Layanan Digital

Bank Ina (BINA) telah mengantongi restu pemegang saham melalui RUPSLB yang digelar hari ini, Rabu (16/6/2021), untuk melakukan aksi rights issue.
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk/Istimewa
Gedung PT Bank Ina Perdana Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten bank milik Grup Salim, PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) akan menggunakan perolehan dana dari hasil rights issue untuk meningkatkan pelayanan bank berbasiskan digital.

Bank Ina telah mengantongi restu pemegang saham melalui RUPSLB yang digelar hari ini, Rabu (16/6/2021), untuk melakukan aksi rights issue.

Pemegang saham menyetujui penambahan modal perseroan dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dengan penerbitan sebanyak-banyaknya 2 miliar dengan nilai nominal Rp100 per saham setelah terlaksananya penambahan modal dengan HMETD.

Direktur Utama Daniel Budirahayu mengatakan perseroan menargetkan perolehan dana dari hasil rights issue sekitar Rp1 triliun. Dengan tambahan modal itu, modal inti Bank Ina diharapkan dapat meningkat menjadi minimal Rp2 triliun pada tahun ini.

Per 31 Maret 2021, Bank Ina memiliki modal inti sebesar Rp1,12 triliun. Sementara POJK 12/2020 mengatur kewajiban modal inti minimum bank umum sebesar Rp2 triliun per 2021 dan Rp3 triliun per 2022.

"Minimal target dana Rp1 triliun. Kami tidak mengejar untuk naik kelas karena kemungkinan OJK juga akan merubah tatanan Buku 1 sampai 4," terangnya dikonfirmasi Bisnis, Rabu (16/6/2021).

Daniel menjelaskan dana hasil rights issue akan digunakan untuk meningkatkan dan mempercepat proyek digital pada tahun ini. Apalagi tren bisnis saat ini mengarah ke digital dan hampir semua bank menuju ke bank digital.

Dia berharap perseroan dapat merampungkan rencana bisnis berupa pelayanan bank berbasis digital sebelum akhir tahun ini. "Sebelum akhir tahun ini kami dapat merampungkan rencana business kami pelayanan bank yang berbasiskan digital," imbuhnya.

Dalam aksi tersebut, pemegang saham juga berkomitmen menambah modal dengan menyerap seluruh haknya. "Sementara belum ada investor baru," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper