Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal kuat untuk melakukan pengurangan pembelian SBN atau tapering off pada awal tahun depan.
Kemungkinan besar posisi BI akan ahead the curve atau mendahului tapering yang dilakukan Federal Reserve atau The Fed, bank sentral AS.
"Kami akan mulai dari tapering, injeksi likuiditas kami kurangi dan baru betul-betul meyakini baru kemudian langkah-langkah suku bunga," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (17/6/2021).
Namun, BI akan memperhatikan faktor-faktor penunjang, termasuk inflasi. "Suku bunga acuan akan tetap dijaga rendah, makroprudensial akan longgar, sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi dan baru akan terjadi pada awal tahun depan," ujarnya.
Jika bank sentral melakukan tapering, maka hal ini akan berpengaruh pada burden sharing antara BI dan pemerintah. Seperti diketahui satu skema burden sharing yang ditetapkan pada 16 April 2020 masih akan berlanjut pada 2022.
Sesuai kesepakatan dengan pemerintah, maksimum pembelian SBN oleh BI adalah sebesar 25 persen dari target lelang, di mana BI berperan sebagai standby buyer.
Baca Juga
"Ini masih bisa dilanjutkan tahun depan [2021] dan tahun berikutnya [2022] sesuai dengan UU No. 2/2020. Itu berkaitan dengan keputusan bersama nomor 1 pada 16 April, kalau kapasitas pasar tidak bisa menyerap. BI sebagai standby buyer, non-competitive bidder," kata perry, Selasa (13/10/2020).