Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menilai inovasi produk dapat menjadi kunci bagi perusahaan-perusahaan asuransi dalam menjangkau nasabah lebih luas. Produk-produk asuransi yang sederhana pun dapat dikembangkan di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menilai bahwa pandemi Covid-19 mengubah perilaku masyarakat secara drastis. Tren konsumsi dan belanja pun mengalami dinamika tertentu dalam berbagai sektor bisnis, termasuk asuransi.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan asuransi perlu memperkuat strategi mendasar, yakni mengenali perubahan perilaku konsumen dan adaptif terhadap perubahan tersebut. Inovasi produk menjadi salah satu strategi bisnis yang dapat dilakukan di tengah kondisi ekonomi yang belum pasti ini.
"Produk yang tepat dapat menjadi kunci bagi perusahaan asuransi jiwa untuk menjangkau masyarakat dalam kondisi apapun, termasuk masa pandemi seperti saat ini. Oleh karena itu, industri perlu meramu dan memasarkan produk sesuai kebutuhan dan kondisi masyarakat," ujar Togar kepada Bisnis, Selasa (22/6/2021) malam.
Produk asuransi sederhana dinilai dapat menjadi inovasi yang sesuai dengan kondisi saat ini. Produk tersebut cenderung memiliki premi yang terjangkau, sehingga dapat dibeli oleh banyak lapisan masyarakat.
Terlebih, saat ini penetrasi asuransi di Indonesia masih kecil dan belum kunjung tumbuh. Industri dapat menggarap segmen-segmen masyarakat yang belum banyak terproteksi, misalnya kelas menengah ke bawah.
Togar menyatakan bahwa produk itu dapat tetap dikembangkan, meskipun portofolionya di industri saat ini bukanlah yang dominan. Hingga kuartal I/2021, produk unit-linked yang pada umumnya memberikan proteksi komprehensif masih menjadi portofolio utama industri asuransi jiwa, yakni mencapai 62,4 persen dari total premi.
"Unit-linked dalam beberapa tahun terakhir selalu menjadi produk yang mendominasi," ujarnya.