Bisnis.com, JAKARTA — Perkembangan bisnis asuransi yang cepat dinilai membuat industri harus melakukan berbagai transformasi digital, seperti peningkatan kemampuan analitik data. Transformasi itu utamanya harus dilakukan perusahaan-perusahaan pelat merah.
Direktur Pengembangan Manajemen Risiko dan Kepatuhan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau IndonesiaRe Puteri Eka Sukmawati menilai bahwa saat ini perusahaan-perusahaan asuransi harus bergerak cepat untuk menilai analitik data.
Selain itu, perusahaan asuransi pun harus mampu dan memetakan arah transformasi berbasis data. Menurut Eka, hal tersebut merupakan faktor penting agar perusahaan asuransi lebih responsif terhadap perilaku nasabah dan peluang pasar, seiring cepatnya perubahan teknologi dan karakteristik nasabah.
"Perkembangan data di masa sekarang dinilai sangat penting di mana big data menjadi backbone untuk menganalisa, guna bisnis strategis yang lebih baik," ujar Eka dalam keterangan resmi yang diperoleh Bisnis pada Jumat (2/7/2021).
Menurutnya, big data dalam kontestasi bisnis asuransi saat ini dimanfaatkan untuk memahami kondisi pasar yang sangat mudah berubah. Cepatnya perubahan tren pasar yang disebabkan perilaku pembelian konsumen harus mampu ditangkap dengan sigap oleh industri asuransi.
Eka pun menilai bahwa ungkapan data is the new oil bukan sekadar isapan jempol. Big data akan menjadi kunci industri asuransi dalam mengakselerasi kinerja, terlebih setelah pandemi Covid-19 yang 'memaksa' dunia usaha mengadaptasi teknologi.
"Meskipun demikian, masih banyak data yang tersedia sifatnya sama seperti minyak mentah, di mana data tersebut belum lengkap dan kurang akurat. Maka sebuah data baru bisa disebut sebagai new oil apabila data tersebut sudah melalui proses analitik, guna menjadikan data tersebut menjadi lebih akurat," ujar Eka.