Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Capital Outflow Tinggi, BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan

VP Economist PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan tingkat inflasi masih akan tetap rendah mengingat aktivitas ekonomi yang cenderung tertahan pada kuartal III/2021 akibat dari penetapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan materi saat acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (3/12/2020). Bisnis
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan materi saat acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (3/12/2020). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diprediksi mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 3,5 persen bulan ini.

VP Economist PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan tingkat inflasi masih akan tetap rendah mengingat aktivitas ekonomi yang cenderung tertahan pada kuartal III/2021 akibat dari penetapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

“BI diperkirakan akan kembali mempertahankan BI7DRR pada level 3,5 persen pada RDG [rapat dewan gubernur] bulan ini mengingat suku bunga acuan saat ini masih konsisten dalam menjangkar ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas rupiah,” katanya kepada Bisnis, Selasa (20/7/2021).

Di samping tingkat inflasi yang rendah, Josua menilai sentimen risk-off atau aksi penghindaran risiko investor cenderung berkembang dikarenakan tren kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara, termasuk Indonesia, meski nilai tukar rupiah secara keseluruhan masih tetap stabil.

Sentimen risk-off yang sedang berkembang di pasar keuangan global tersebut juga mempengaruhi aliran modal asing di pasar keuangan domestik, di mana hingga 15 juli 2021 tercatat kepemilikan asing terhadap surat berharga negara (SBN) tercatat turun sekitar US$981,2 juta.

Josua menyampaikan sentimen risk-off juga berpotensi dipengaruhi rencana tapering the Fed, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang akan mulai dibahas, pasalnya sebagian indikator ekonomi AS telah menunjukkan perbaikan.

“Oleh sebab itu, dalam menghadapi perkembangan risk-off sentiment, peluang suku bunga BI untuk kembali diturunkan cenderung sangat terbatas meskipun stance kebijakan suku bunga BI hingga akhir tahun ini cenderung masih pro-growth,” jelasnya.

Josua menambahkan, upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah perlu didukung dengan mempertahankan suku bunga acuan BI tetap di level 3,5 persen, yang diharapkan tetap mendukung pemulihan ekonomi dan pada saat yang sama menjaga stabilitas perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper