Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aliran Modal Asing Ikut Topang Peningkatan Cadangan Devisa Agustus 2021

Aliran modal asing ke pasar keuangan domestik juga berimplikasi pada penguatan nilai tukar rupiah secara rata-rata. Hasilnya, pada Agustus rupiah menguat sekitar 0,8 persen ke level Rp14.379 per dolar AS, dari level Rp14.494 per dolar AS secara rata-rata pada Juli 2021.
Kantor Bank Indonesia/Reuters-Darren Whiteside
Kantor Bank Indonesia/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan posisi cadangan devisa pada akhir Agustus 2021 sebesar US$144,8 miliar, naik US$7,5 miliar dari posisi US$137,3 miliar pada Juli 2021.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan peningkatan posisi cadangan devisa Agustus 2021 utamanya ditopang oleh suntikan dana International Monetary Fund (IMF) berbentuk Special Drawing Rights (SDR), yang jumlahnya setara dengan US$6,31 miliar. Namun, terdapat faktor lain yang turut menopang peningkatan cadangan devisa.

Senior VP Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan peningkatan cadangan devisa Agustus 2021 juga ditopang oleh aliran modal asing ke pasar saham sebesar US$310 juta, dan ke pasar obligasi domestik sebesar US$1,02 miliar.

Sementara, aliran modal asing ke pasar keuangan domestik juga berimplikasi pada penguatan nilai tukar rupiah secara rata-rata. Hasilnya, pada Agustus rupiah menguat sekitar 0,8 persen ke level Rp14.379 per dolar AS, dari level Rp14.494 per dolar AS secara rata-rata pada Juli 2021.

"Penguatan rupiah dan aliran modal asing di pasar obligasi terindikasi dari penurunan yield SUN 10 tahun sebesar 23bps sepanjang bulan Agustus dibandingkan dengan akhir bulan Juli," kata Josua kepada Bisnis, Selasa (7/9/2021).

Sementara itu, dari hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas, BI menyerap sekitar US$757 juta pada Agustus 2021. Jumlah itu meningkat dari Juli 2021 yang hanya terserap sekitar $351 juta.

Josua mengatakan hal tersebut berbeda dengan Juli 2021 ketika ada global bond berdenominasi euro yang jatuh tempo, sementara di bulan Agustus tidak ada global bond yang jatuh tempo.

Menurutnya, hal itu berpotensi membatasi pembayaran utang luar negeri ULN pemerintah pada Agustus 2021.

"Berbeda dengan di bulan Juli di mana terdapat global bond berdenominasi euro yang jatuh tempo, sementara di bulan Agustus tidak ada global bond yang jatuh tempo, sehingga berpotensi membatasi pembayaran ULN pemerintah pada bulan Agustus," katanya.

Adapun, posisi cadangan devisa pada akhir Agustus setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional yaitu sekitar 3 bulan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper