Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fintech dan Dagang El Berperan Jaga Eksistensi UMKM di Ranah Digital

Hal ini menilik 19 persen dari 64,7 juta UMKM yang telah digitally onboard, menurut data Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) masih ada 75 persen di antara mereka yang masih sulit mempertahankan karakteristik dan layanan purna jualnya setelah masuk e-commerce.
Seorang warga menggunakan pembayaran nontunai Quick Response Indonesia Standard (QRIS) saat membeli kopi di warung kopi Jalik Rumbuk di Mataram, NTB, Selasa (12/1/2021)./ANTARA FOTO-Ahmad Subaidi
Seorang warga menggunakan pembayaran nontunai Quick Response Indonesia Standard (QRIS) saat membeli kopi di warung kopi Jalik Rumbuk di Mataram, NTB, Selasa (12/1/2021)./ANTARA FOTO-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA – Meski banyak UMKM yang berminat dan mulai mencoba menuju digitalisasi, tetapi mereka masih kesulitan bertahan karena tak dibekali pengetahuan dan kemampuan baru untuk bersaing di dunia maya.

Hal ini diungkap Staf Khusus Menteri Bidang dan SDM/Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi, dalam diskusi virtual Empowering UMKM Indonesia bersama Artajasa, Senin (6/9/2021).

Dedy mengatakan menilik 19 persen dari 64,7 juta UMKM yang telah digitally onboard, menurut data Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) masih ada 75 persen di antara mereka yang masih sulit mempertahankan karakteristik dan layanan purna jualnya setelah masuk e-commerce.

"Jadi bukan hanya untuk digitally onboard, tapi bertahan di ruang digital. Kominfo juga menaruh perhatian pada fase setelah onboarding, yaitu Active Selling, Scaling Up, dan akhirnya Go International. Keempat proses ini kita harapkan juga diupayakan seluruh stakeholder," jelasnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ia menjelaskan peran dari pelaku Internet of Things, AI & machine learning, serta para fintech, dan platform enabler makin dominan. Pasalnya, menjaga UMKM di ranah digital bakal membantu ekosistem semakin tahan banting dan mampu beradaptasi lebih baik dari dampak pandemi.

Menurutnya, sektor ekonomi digital berpotensi besar menjadi faktor pendorong ekonomi utama untuk Indonesia di masa pandemi. Data menyatakan adanya pertumbuhan sekitar 10,58 persen (year-on-year/yoy) di sektor infokom, yang bahkan sempat tumbuh dua digit selama tiga kuartal berturut-turut selama 2020.

Selain itu, valuasi ekonomi digital Indonesia pada 2020 mencapai US$44 miliar dan diproyeksi mencapai US$124 miliar atau Rp1.700 triliun pada 2025. Selain itu, ada fenomena 35 persen kenaikan pengiriman barang pada 2021 terkait dengan penjualan online.

UMKM di Indonesia turut berkompetisi dalam memenangkan pasar skala lokal dan mancanegara dengan teknologi, didorong oleh berbagai aspek di dalamnya seperti pemasaran digital, sistem pembayaran digital, layanan pelanggan virtual, dan lain sebagainya.

Direktur Teknologi Informasi dan Operasional PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa) Teddy Sis Herdianto menjelaskan peran lembaga switching dalam mendukung digitalisasi secara aman dan pentingnya kelihaian dan keamanan dalam digitalisasi.

Terutama bagi UMKM untuk menunjang perluasan pasar dari nasional ke global, dan meningkatkan efisiensi serta kemudahan dalam menjalankan bisnis sejalan dengan adanya tantangan dalam menguasai digitalisasi secara seksama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper