Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) masih akan berfokus menjadi leader dalam pengembangan open Application Programming Interfaces (open API) banking, terutama untuk bersaing memperebutkan pengguna (user) di berbagai platform digital.
YB Hariantono, Direktur IT dan Operasi BNI, mengungkap bahwa strategi ini dipilih bukan hanya karena BBNI berupaya memenuhi tuntutan banking 5.0 dan adaptasi dengan zaman, tetapi juga karena perseroan tidak tertarik membangun bank digital dari nol.
Menurutnya, semua kisah sukses digitalisasi perbankan, berawal dari kemampuan mereka menjamah sebuah ekosistem digital terkhusus yang kuat dan relevan dengan gaya hidup terkini masyarakat.
Misalnya, user situs dagang elektronik (e-commerce), platform ride hailing, teknologi finansial (fintech), sampai beragam perusahaan rintisan atau startup.
"Jadi, kami masih fokus me-leverage berbagai ekosistem lewat open banking atau API services kami. Kenapa harus terhubung? Karena kita tahu, walaupun sekarang BNI punya 62-63 juta costumer, tetapi masih banyak juga yang belum banking dengan kami, tetapi sudah jadi user Gojek, Traveloka, Tokopedia, Shopee, dan kami ingin menjangkau mereka," ujarnya dalam diskusi virtual Peran Digital Banking Services di Masa Pandemi, Selasa (7/9/2021).
Sekadar informasi, BNI Open API kini telah memiliki lebih dari 280 layanan dan telah menjadi yang terbanyak ketimbang perbankan lain, menjangkau lebih dari 3.000 platform selaku partner, dan telah diakui secara global.
YB mengungkap bahwa ke depan, inovasi teknologi yang BNI kembangkan akan mengacu pada costumer needs. Tak heran, bukan hanya platform teknologi besar saja yang akan diincar, tetapi juga ekosistem digital kecil di pelosok, mulai dari ekosistem petani bawang, nelayan, institusi pendidikan, dan sampai komunitas UMKM.
"Kami semua terhubung dengan ekosistem ini, mulai dari payment, pembukaan akun, dan lain-lain, tujuannya untuk memperbesar layanan banking on digital ecosystem," tambahnya.
Adapun, terkhusus fintech dan e-commerce yang menjadi klien BNI telah bertumbuh pesat setiap tahun, masing-masing 73 entitas dan 185 entitas per kuartal I/2021. Transaksi dan fee based income dari keduanya pun menyumbang porsi paling besar dari kontribusi total partner.
"Costumer based kami [yang berasal dari open banking] terus tumbuh walaupun sulit dilihat secara pasti, karena sebenarnya costumer itu kan tetap milik platform, hanya sebagian produk yang butuh membuka rekening. Namun, dari sisi produk di dalamnya terus tumbuh pesat, salah satunya dari akses paylater dengan beberapa e-commerce," jelasnya.
Adapun, produk digital lain yang dikembangkan BBNI selain open banking, yaitu BNI mobile banking untuk nasabah ritel dan BNI Direct untuk nasabah bisnis atau korporasi. Keduanya pun bertumbuh dari sisi jumlah pengguna dan nilai transaksi.