Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. (BBRI) pagi ini memulai diperdagangkan dengan harga teoritis Rp3.810.
Harga saham ini merupakan rata-rata saham BBRI setelah memasukkan nilai right issue sebesar Rp3.400 dan harga penutupan perdagangan 7 September 2021 sebesar Rp3.910.
"Harga Teoretis saham BBRI yang dicantumkan di JATS untuk Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi pada tanggal 8 September 2021 disesuaikan dengan fraksi harga menjadi Rp3.810," ulas Yayuk Sri Wahyuni, P.H. Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Bursa Efek Indonesia, dalam pengumuman bertanggal 7 September 2021.
Dengan penetapan ini, maka Kementerian Keuangan yang dipimpin Sri Mulyani akan menambahkan aset negara sebesar Rp6 triliun. Pasalnya pemerintah telah memastikan menyerap saham BBRI sebesar porsinya yakni 56,75 persen dari 28,1 miliar lembar saham baru yang diterbitkan atau sekitar 15,94 miliar lembar.
Pemerintah menukar saham di PT Pegadaian (persero) dan saham di PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk seluruh saham BBRI yang menjadi haknya (inbreng).
Baca Juga
Nilai taksir dua perusahaan untuk ditukar dengan saham BBRI ini sendiri yakni Rp48,67 triliun untuk saham Pegadaian. Sedangkan nilai taksir Permodalan Nasional Madani (PNM) sebesar Rp6,1 triliun. Dengan demikian modal pemerintah menebus saham right issue BBRI sekitar Rp54,7 triliun.
Sehingga penetapan harga teoritis Rp3.810 per lembar, nilai tebus saham BBRI yang diambil pemerintah langsung meloncat menjadi Rp60,75 trriliun atau cuan Rp6 triliun. Harga saham BRI sendiri sendiri masih terus naik setelah pembukaan. Pada pukul 9.15 WIB, harga saham BRI telah bertengger di level Rp3.850 atau keuntungan pemerintah secara harga pasar sudah naik sekitar Rp7 triliun.