Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI Finance) Sudjono sepakat bahwa inovasi teknologi yang tengah digenjot para pelaku industri pembiayaan (multifinance), berkaitan erat dengan akses transaksi digital buat pelanggan.
Tak heran, banyak multifinance yang ramai-ramai membuat platform berupa aplikasi mobile atau laman web canggih, bekerja sama dengan platform layanan digital populer seperti e-wallet atau e-commerce, sampai-sampai membuat lini bisnis baru berkaitan platform digital.
Tujuannya, antara lain sebagai strategi mengakomodasi layanan loyalitas dan pada akhirnya meningkatkan engagement, sehingga mendorong mereka menjadi nasabah setia.
"Debitur BFI Finance sendiri 65 persen transaksi membayar cicilan itu sudah menggunakan saluran elektronik. Kemungkinan besar saat ini sudah meningkat di atas 70 persen, karena terdorong kondisi pandemi. Sisanya baru bayar ke teller atau ditagih, secara cash," ujarnya, Senin (20/9/2021).
Sudjono mengungkap inovasi digital ini bukan hanya dari segi kemudahan melakukan transaksi, namun juga memberikan layanan yang memudahkan debitur untuk mengetahui status pembiayaan mereka, atau akses terhadap informasi.
Inilah kenapa perusahaan pembiayaan dengan kode emiten BFIN ini juga memilih membangun sistem Open Application Programming Interfaces (Open API) bertajuk BFI Connect, yang baru meluncur pada 13 April 2021.
Sistem ini bertujuan memperbanyak kanal digital BFIN lewat mitra penyelenggara platform digital yang berminat ikut menjadi penghubung penyalur pembiayaan perusahaan.
Platform mitra bisa menyediakan akses pengiriman data pengajuan pembiayaan, kalkulator simulasi perhitungan pembiayaan, status terkini atas pengajuan pinjaman, dan jumlah insentif atas pengajuan pembiayaan yang disetujui.
Berdasarkan laporan tahunan BFIN, inovasi digital ini membawa strategi transformasi digital mendongkrak nilai aset tak berwujud hingga 43,3 persen secara year-on-year (yoy) dari Rp30 miliar menjadi Rp43 miliar, didominasi belanja perangkat lunak untuk mendukung kapasitas proses bisnis digital.
"Karena selain kemudahan transaksi, mereka juga butuh mengakses berapa nilai outstanding mereka via website atau apps BFI Finance. Konsumen juga mau mendapatkan info tanggal dan jumlah pembayaran jatuh tempo, beserta info-info berbagai tempat pembayaran yang bisa dilakukan," jelasnya.
Sekadar informasi, sepanjang semester I/2021, pembiayaan baru BFIN mampu menembus Rp6,1 triliun, atau naik 48,7 persen (yoy) dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Kekuatan BFIN berada di segmen pembiayaan mobil bekas, yang menyumbang persentase 71,2 persen dari total nilai booking, atau senilai Rp4,34 triliun.