Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) sedang menggodok layanan pinjaman digital atau digital loan, menyusul pembukaan rekening secara digital (eKYC).
Direktur Keuangan Bank Nobu Hendra Kurniawan mengatakan saat ini perseroan sedang berada dalam proses menunggu terbitnya izin pembukaan rekening digital (eKYC) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bila izin pembukaan rekening digital telah terbit, perseroan optimistis akuisisi nasabah baru bisa berjalan dengan lancar, sehingga pendapatan operasional pun akan naik.
Perseroan juga yakin digitalisasi bisa mendorong pos pendapatan bunga. Pasalnya, dalam proyeksi ke depan, NOBU berencana mengembangkan fitur aplikasi mobile banking mereka dengan layanan-layanan berbasis pinjaman. Salah satunya adalah kredit digital.
“Salah satu yang sedang kami godok, kami dalam proses menyiapkan layanan digital loan, sehingga nantinya aplikasi kami bisa menjadi satu kesatuan yang bisa menyambungkan layanan simpanan maupun pinjaman,” ujarnya dalam paparan publik, Jumat (1/10/2021).
Rencana besar itu pula yang konon membuat NOBU mempersiapkan aksi korporasi berupa penerbitan saham baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.
Baca Juga
Manajemen Bank Nobu belum mengumumkan berapa harga pelaksanaan rights issue yang akan dipatok. Namun, berdasarkan keterbukaan informasi terkininya, NOBU sudah membocorkan bahwa jumlah saham baru yang akan dicetak adalah sebanyak-banyaknya 500 juta lembar.
Bila dikalkulasi dengan harga saham NOBU per jeda perdagangan Jumat (1/10/2021) yang menyentuh Rp1.040 per saham, dana yang berpotensi dikeruk dari aksi korporasi tersebut bisa saja menyentuh Rp520 miliar.
Meski belum ada harga pelaksanaan, beberapa investor telah menyiratkan komitmen untuk menyerap seluruh jatah saham rights issue tersebut, termasuk di antaranya adalah PT Matahari Departement Store Tbk. (LPPF) yang merupakan salah satu kepanjangan tangan Grup Lippo.
Dalam pengembangan digitalnya, NOBU juga sedang menempuh sejumlah langkah prioritas. Setidaknya ada enam poin yang menjadi prioritas dalam langkah-langkah tersebut.
Di antaranya adalah pembentukan unit khusus untuk inovasi produk digital, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur IT, penerapan metode agile dalam pengembangan software, serta disiplin eksperimental dalam pengembangan produk.
Perusahaan juga akan terus memastikan penguatan second dan third line defense secara bisnis, serta melakukan transformasi budaya kerja dan peningkatan produktivitas.