Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) berkomitmen untuk mendukung pembiayaan kepada sektor-sektor berkelanjutan, termasuk energi terbarukan.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan total portofolio pembiayaan berkelanjutan (ESG) telah mencapai Rp187 triliun atau sekitar 23 persen dari total kredit perseroan secara bank only hingga kuartal II/2021.
“Dengan porsi pembiayaan ke Energi Baru Terbarukan [EBT] sebesar 2,8 persen dari total portofolio berkelanjutan,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (5/10/2021).
Rudi menambahkan bahwa perseroan akan terus berupaya meningkatan pembiayaan kepada sektor yang berkelanjutan, termasuk EBT untuk mendukung terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada hari ini membentuk satuan tugas atau task force keuangan berkelanjutan di sektor jasa keuangan atau SJK.
Pembentukan itu merupakan upaya mewujudkan pengembangan ekosistem keuangan berkelanjutan, serta upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC).
Baca Juga
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan satuan tugas ini bertujuan sebagai platform koordinasi terintegrasi untuk membangun ekosistem keuangan berkelanjutan di Indonesia, termasuk keterlibatan dalam berbagai forum internasional.
Dalam proses pembentukan task force, OJK melibatkan seluruh sektor jasa keuangan (SJK) baik perbankan, pasar modal dan industri keuangan non-bank (IKNB). Keanggotaan task force ini terdiri atas 47 lembaga jasa keuangan.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi yang hadir dalam pertemuan tersebut menyambut baik inisiatif OJK dalam membentuk task force keuangan berkelanjutan ini.
“Bank Mandiri sangat menyambut baik atas inisiatif ini, karena memang keharusan juga bagi kami untuk menyesuaikan dengan best practice secara internasional,” pungkasnya.
Sejalan dengan hal itu, penyaluran kredit kepada sektor energi terbaru dan terbarukan Bank Mandiri memiliki pangsa sebesar 21 persen dari total kredit di sektor energi, atau tumbuh 18 persen dalam lima tahun terakhir.