Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa atau RUPSLB pada besok, Senin (25/10/2021), untuk meminta persetujuan penambahan modal melalui skema rights issue.
Rapat akan digelar di kantor Bank Bumi Arta, Jakarta, mulai pukul 15.00 hingga selesai. Pemegang saham yang berhak hadir atau diwakili adalah pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 30 September.
Direksi perseroan menjelaskan bahwa RUPSLB akan membahas persetujuan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Perseroan diketahui bakal melaksanakan rights issue dalam jumlah sebanyak-banyaknya 750.000.000 lembar saham baru dengan nominal Rp100 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, per 30 Juni 2021, laba bersih tahun berjalan BNBA diketahui senilai Rp42,14 miliar atau melonjak 469,46 persen secara tahunan (yoy) dari Rp7,39 miliar.
Jika ditelisik dari pendapatan bunga, terjadi penurunan 4,05 persen yoy dari Rp152,07 miliar menjadi Rp145,90 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh pendapatan bunga yang susut dari Rp326,58 miliar menjadi Rp274,95 miliar.
Baca Juga
Namun, BNBA mampu menekan beban bunga dari Rp174,50 miliar menjadi Rp129,05 miliar. Kenaikan laba juga disebabkan oleh penurunan beban operasional lainnya secara tahunan dari Rp139,28 miliar menjadi Rp92,04 miliar.
Pos-pos yang mengalami perbaikan di antaranya kerugian penurunan nilai aset keuangan yang turun signifikan dari Rp21,16 miliar per 30 Juni 2020 menjadi Rp6,06 miliar. Selain itu, beban tenaga kerja susut 32,36 persen yoy dari Rp77,74 miliar menjadi Rp52,58 miliar.
Apabila melihat laba komprehensif tahun berjalan, terjadi kenaikan lebih besar yaitu 1.243 persen yoy dari Rp9,18 miliar menjadi Rp123,44 miliar. Lonjakan ini disebabkan adanya keuntungan yang berasal dari revaluasi aset tetap senilai Rp82,70 pada 30 Juni 2021. Adapun periode yang sama tahun sebelumnya tidak terdapat keuntungan dari revaluasi aset tetap.
Penyaluran kredit Bank Bumi Arta tercatat senilai Rp4,36 triliun atau lebih rendah 4,61 persen dari akhir 2020 yang senilai Rp4,57 triliun. Himpunan dana pihak ketiga tercatat senilai Rp5,77 triliun atau turun 3,35 persen ytd dari Rp5,97 triliun.
Rasio kecukupan modal atau CAR perseroan tercatat sebesar 28,45 persen per 30 Juni 2021 dengan rasio kredit bermasalah atau NPL gross 2,34 persen dan NPL nett 1,64 persen.
Manajemen Bank Bumi Arta melalui keterbukaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Agustus 2021, mengakui rencana aksi korporasi berupa divestasi saham bakal dilakukan oleh perseroan dan saat ini sedang dilakukan finalisasi terkait dengan rencana tersebut.
Namun, sejauh ini BNBA belum mengungkapkan secara terperinci siapa investor baru yang akan mendapatkan pengalihan saham dari pemegang saham yang lama.
“Dalam beberapa saat lagi akan diumumkan secara resmi. Hari ini masih belum dapat diinformasikan, karena masih dalam proses dan belum final,” demikian disampaikan manajemen BNBA.
Pemegang saham Bank Bumi Arta saat ini terdiri atas PT Surya Husada Investment sebesar 45,45 persen, PT Dana Graha Agung sebesar 27,27 persen, PT Budiman Kencana Lestari sebesar 18,18 persen, dan masyarakat sebesar 9,10 persen.
Manajemen menyatakan perseroan akan menempuh atau memilih keputusan yang betul-betul untuk kepentingan bersama, yaitu para pemegang saham, masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan dari Bank Bumi Arta.
“Diharapkan setelah proses final konsolidasi tersebut, Bank Bumi Arta akan bisa lebih maju lagi dan dapat terus berkiprah di dunia perbankan Indonesia,” tulis manajemen.