Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) membukukan aset senilai Rp7,22 triliun hingga September 2021. Jumlah ini tumbuh Rp1,56 triliun jika dibandingkan dengan capaian April 2021 yang meraih Rp5,66 triliun.
Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin, mengatakan peningkatan aset tersebut merupakan hasil dari akselerasi bisnis perusahaan. Menurutnya, semua pihak berkomitmen meningkatkan laju kinerja sehingga target untuk meraih laba dapat diraih.
“Bank Banten akan terus membenahi berbagai aspek internal yang merupakan bagian dari penyehatan perusahaan, termasuk pembebanan biaya yang ditunda dan menjadi beban operasional tahun ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/11/2021).
Dengan demikian, lanjutnya, manajemen perseroan akan terus melakukan perhitungan secara ketat dan akurat mengenai amortisasi biaya, sehingga tidak mengganggu pemupukan pendapatan operasional perusahaan.
Bank Banten sampai dengan kuartal III/2021 mencatatkan rugi periode berjalan setelah pajak bersih sebesar Rp145,70 miliar. Rugi tersebut membengkak jika dikomparasikan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp137,90 miliar.
Pendapatan bunga bersih tercatat tumbuh sebesar 13,15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp41,71 miliar. Adapun, pendapatan operasional selain bunga mencapai Rp24,98 miliar atau naik 11,36 persen yoy.
Baca Juga
Namun, beban operasional selain bunga membengkak 27 persen menjadi Rp253,14 miliar, sehingga rugi operasional menjadi Rp186,44 miliar atau melonjak sebesar 33,55 persen yoy
Kepala Biro Ekbang Provinsi Banten, Ahmad Syaukani, meyakini bahwa Bank Banten dapat memenuhi target untuk meraih laba dan memberikan tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemerintah Provinsi Banten.
“Insya Allah dapat segera tercapai. Kami di Pemprov Banten akan selalu mendukung upaya penyehatan performa bisnis Bank Banten,” pungkasnya.