Bisnis.com, JAKARTA – PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) akan menerbitkan sebanyak 11 miliar saham biasa untuk Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Bank milik taipan Chairul Tanjung ini menetapkan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp100 setiap saham. Sementara itu, harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp478 per saham, sehingga sehingga jumlah dana yang akan diterima dalam rights issue ini sebesar Rp4,8 triliun.
Dalam rencana penggunaan, dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.
Hal ini mengingat, dalam rangka meningkatkan Modal Inti perseroan menjadi Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) yang termasuk dalam kelompok KBMI 2. Namun demikian, manajemen perseroan mengatakan belum terdapat pembeli siaga dalam aksi ini.
“Dalam PUT III dengan HMETD tidak terdapat Pembeli Siaga,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Senin (8/11/2021).
Secara rinci, skala prioritas penggunaan dana dari hasil rights issue sebesar 85 persen untuk pengembangan usaha perseroan, khususnya dalam bidang perkreditan dengan inovasi teknologi.
Baca Juga
Kemudian, 10 persen untuk investasi di infrastruktur teknologi informasi, sedangkan sisanya, yakni 5 persen akan digunakan untuk pengembangan operasional.
BBHI sudah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan aksi rights issue melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 Oktober 2021.
Adapun, tanggal pencatatan (recording date) untuk memperoleh HMETD pada 16 Desember 2021. Selanjutnya, pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia pada 20 Desember 2021. HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari kerja, mulai tanggal 20 Desember 2021 sampai dengan tanggal 24 Desember 2021.