Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank-bank kecil yang belum memenuhi ketentuan modal inti minimum beramai-ramai melakukan penghimpunan dana di pasar modal dengan melakukan penawaran umum terbatas hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue.
PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA), misalnya, akan melakukan penambahan modal dengan menyelenggarakan rights issue pada pertengahan November 2021.
Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu menjelaskan, aksi penambahan modal perseroan sedang dalam proses ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lebih lanjut, Daniel mengharapkan proses tersebut bisa rampung dalam waktu dekat.
“Sedang proses ke OJK dan diharapkan mid of November sudah dapat tanggal efektifnya, sehingga awal Desember sudah bisa collect funds-nya,” kata Daniel ketika dihubungi Bisnis, Selasa (9/11/2021).
Berdasarkan prospektus yang dirilis, Kamis (16/9/2021), BINA akan menawarkan sebanyak 282.718.750 saham biasa dengan nominal Rp100 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) III ini sebanyak-banyaknya 4,76 persen dari jumlah seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue.
Adapun, harga pelaksanaan rights issue BINA berkisar Rp4.200 hingga Rp4.380 per saham, sehingga dana segar yang berpotensi diraup perseroan mencapai Rp1,23 triliun.
Baca Juga
“Setiap pemegang 20 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 8 November 2021 pukul 16.00 WIB berhak atas satu HMETD,” tulis prospektus, dikutip Selasa (9/11/2021).
Nantinya, setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga pelaksanaan berkisar antara Rp4.200 hingga Rp4.380.