Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramai Aksi Rights Issue Bank, Analis: Fundamental jadi Perhatian Utama Investor

Para investor harus melihat beberapa hal terhadap saham bank yang akan melakukan penambahan modal melalui rights issue.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi korporasi penambahan modal di bursa berlanjut. Emiten bank masih ramai menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau non-HMETD.

Berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (8/11/2021), penghimpunan dana di pasar modal hingga 26 Oktober 2021 telah mencapai Rp273,93 triliun atau meningkat 282,8 persen dari periode yang sama di tahun lalu.

Realisasi tersebut didominasi oleh aksi rights issue emiten bank, termasuk emisi terbesar dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) senilai Rp95 triliun.

Teranyar, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) akan melaksanakan aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue melalui Penawaran Umum Terbatas III (PUT III).

PT Mega Corpora selaku pemegang saham terbesar BBHI dengan kepemilikan saham mencapai 90 persen hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD sebanyak Rp2,712 miliar atau 30 persen.

Sementara itu, sejumlah emiten bank sudah merampungkan rights issue sepanjang tahun berjalan 2021. Aksi penambahan modal itu mempertebal posisi ekuitas perseroan dalam laporan keuangan per 30 September 2021.

Melihat hal itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan menuturkan, para investor harus melihat beberapa hal terhadap saham bank yang akan melakukan penambahan modal melalui rights issue.

“Menurut saya, perlu dilihat fundamental bisnis dari bank tersebut, terutama bagi investor,” kata Trioksa saat dihubungi Bisnis, Selasa (9/11/2021).

Trioksa menjelaskan, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah dari sisi kinerja keuangan setiap bank. Kinerja ini dapat dilihat melalui manajemen yang bagus hingga strategi yang dilakukan bank.

“Apakah kinerjanya positif, dikelola dengan baik, manajemennya juga bagus, dan juga terkait dengan proyek-proyek atau strategi ke depannya apa yang akan dilakukan oleh bank untuk memperbaiki kinerjanya,” jelasnya.

Kendati demikian, Trioksa mewanti-wanti rasio kredit macet yang dikhawatirkan terjadi di bank. Pasalnya, kata Trioksa, jika bank memiliki rasio kredit macet yang semakin membengkak, maka modal akan digunakan untuk menanggulangi permasalahan tersebut.

"Itu bisa memberikan efek buruk atau efek yang lebih berisiko bagi investor," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper