Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha di sektor asuransi diyakini memiliki peluang untuk bertumbuh bersama dengan pulihnya optimisme terhadap perekonomian Indonesia pada 2022 mendatang.
Kepala Eksekutif Pengawas Otoritas Jasa Keuangan bidang IKNB Firdaus Djaelani mengatakan optimisme itu muncul setelah industri asuransi dapat melalui beberapa periode krisis di masa lalu.
“Beberapa kali kita mengalami krisis, kita berhasil melewatinya,” tegas Firdaus yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen Tugure, dalam webinar bertajuk Economic and Insurance Outlook 2022, Kamis, Kamis (11/11/2021).
Sementara itu, ekonom senior Indef Aviliani mengatakan bahwa jarak krisis atau gejolak ekonomi dunia kian dekat. Bila sebelumnya, krisis tersebut terjadi sekitar 10 tahunan, saat ini jarak antarkrisis tidak lagi tetap.
Setelah krisis 1998 dan 2008, krisis dengan rentang jeda singkat terjadi pada 2012, 2013, 2015, 2018, 2019 dan 2020. Krisis tersebut pun terjadi akibat beragam faktor dan negara berbeda.
“Sepanjang 2008-2019, gejolak ekonomi dunia sumber dari sektor keuangan, energi, maupun perdagangan, dan sumber krisis berasal dari berbagai negara dengan masalah yang berbeda,” ungkapnya.
Baca Juga
Sementara itu, Presiden Direktur Tugure Adi Pramana meyakini, pandangan yang disampaikan oleh dua narasumber dalam webinar tersebut dapat memberikan gambaran bagi para pelaku usaha, khususnya di sektor asuransi, untuk menghadapi 2022.
Apalagi, jelasnya, saat ini ekonomi global dan nasional masih dihadapkan pada ketidakpastian akibat krisis yang hadir sejalan dengan pandemi Covid-19.
“Saya kira saat ini salah satu ekonom yang terkemuka adalah ibu Aviliani dan juga bapak Firdaus sebagai mantan pembuat kebijakan juga, saya kira cukup mewakili apa yang bisa kita sama-sama prediksi di tahun depan,” ungkapnya dalam pembukaan webinar.
Adapun dalam kegiatan ini, Tugure juga secara resmi meluncurkan Tugure Academy. Adi Pramana menjelaskan Tugure Academy merupakan entitas internal yang bergerak di bidang pendidikan baik untuk bidang Teknik maupun bidang asuransi.
“Termasuk pengetahuan IT dan lain sebagainya,” jelas Adi Pramana.