Bisnis.com, JAKARTA – Penyaluran kredit ritel dari PT Bank Permata Tbk. (BNLI) pada kuartal III/2021 mengalami penurunan secara tahunan akibat dampak dari pandemi Covid-19.
Direktur Retail Banking Bank Permata Djumariah Tenteram menyebutkan bahwa kredit ritel perseroan turun sebesar 5,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp44,2 triliun.
Dia menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah memperlambat laju bisnis ritel, sehingga kemampuan meminjam dari usaha kecil menengah atau UKM menjadi tertekan.
“Hal ini membuat portofolio kredit perbankan ritel turun menjadi Rp44 triliun,” ujar Djumariah dalam konferensi pers secara daring, Rabu (10/11/2021).
Dalam laporannya, segmen small medium enterprise (SME) atau UKM mencatatkan penurunan penyaluran kredit sebesar 19 persen yoy, menjadi Rp12 triliun. Adapun kredit keuangan bersama atau joint finance turun 49 persen menjadi Rp4,6 triliun.
Sementara itu, sektor mortgage atau hipotek mampu menjaga laju pertumbuhan kredit. Perseroan mencatat bahwa pada kuartal III/2021, penyaluran kredit di segmen itu naik 23 persen menjadi Rp24,1 triliun.
Djumariah mengaku optimistis bahwa penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) sepanjang tahun ini dapat tumbuh sekitar 20 hingga 30 persen. “Kami berharap masih meningkatkan posisinya sampai dengan akhir tahun ini,” pungkasnya.
Untuk meningkatkan penyaluran KPR, perseroan akan berfokus pada dua strategi. Pertama, bekerja sama dengan pengembang di Jakarta atau di luar ibu kota. Kedua, mereka juga akan menjalin kerja sama dengan broker atau nasabah dengan keperluan pembiayaan properti.
Di sisi lain, kata Djumariah, target pertumbuhan KPR diperkirakan dapat terealisasi karena suku bunga KPR terus mengalami tren penurunan, seiring dengan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 Day Reverse Repo Rate.