Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPJS Ketenagakerjaan Targetkan Cakupan Peserta Aktif Capai 65 Persen di 2026

BPJS Ketenagakerjaan memasang target dua kali lipat dibandingkan cakupan kepesertaan saat ini yang baru mencapai 33 persen atau 30,64 juta peserta aktif.
Pegawai melintasi logo BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang BP Jamsostek di Menara Jamsostek, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pegawai melintasi logo BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Cabang BP Jamsostek di Menara Jamsostek, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- BPJS Ketenagakerjaan atau BPJamsostek menargetkan cakupan kepesertaan aktif dapat meningkat mencapai 65 persen pada 2026.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan, target tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan cakupan kepesertaan saat ini yang baru mencapai 33 persen atau 30,64 juta peserta aktif. Target tersebut sejalan dengan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

"RPJMN Bappenas 2024, penetrasi kepesertaan 52 persen dan kami di manajemen baru mencoba mencanangkan sampai 2026 itu jadi 65 persen," ujar Anggoro dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI dengan Menteri Ketenagakerjaan, Senin (15/11/2021).

Adapun, kepesertaan aktif BPJS Ketenagakerjaan per Oktober 2021 yang mencapai 30,64 juta sudah bergerak naik dan kembali di posisi yang sama seperti sebelum pandemi Covid-19. Anggoro memaparkan bahwa jumlah peserta aktif sempat menurun dari 34 juta per Desember 2019 menjadi 29 juta per Desember 2020, dan berlanjut hingga Maret 2021 yang hanya mencapai 27,7 juta peserta.

"Sudah mulai bergerak naik kembali di atas 30 juta. Mudah-mudahan ini jadi pertanda baik bahwa ini sudah semakin banyak pekerja yang kembali aktif untuk bekerja," katanya.

Saat ini, masih sangat besar jumlah pekerja penerima upah dan bukan penerima upah yang belum tercakup dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Potensi eligible segmen pekerja penerima upah mencapai 42,02 juta, sedangkan penetrasinya masih 49 persen atau 20,44 juta. Bahkan untuk pekerja bukan penerima upah penetrasinya baru mencapai 3,04 juta atau 7 persen dari potensi eligble yang mencapai 43,64 juta.

Menurut Anggoro, tantangan dalam meningkatkan penetrasi kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan adalah terkait sosialisasi dan literasi yang masih rendah. Masih banyak pekerja yang memandang iuran BPJS sebagai sebuah beban, bukan sebagai jaminan untuk masa depan.

Salah satu upaya yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan untuk meningkatkan kepesertaan adalah mengembangkan aplikasi Jamsostek Mobile. Aplikasi ini dapat memberikan kemudahan pendaftaran dan pembayaran iuran bagi peserta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper