Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) dan PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) terbang lebih dari 20 persen, di tengah koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I, Senin (15/11/2021).
Saham BCIC meroket 21,55 persen menjadi Rp282 per saham, setelah koreksi yang dialami selama 4 hari beruntun pada pekan lalu. Sepanjang perdagangan tersebut, saham BCIC bergerak di rentang Rp230-Rp288 dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 145,04 juta saham dan turnover Rp339,13 miliar.
Di level harga itu, kapitalisasi pasarnya senilai Rp2,82 trliun. Adapun dalam sebulan terakhir, harga saham BCIC sudah naik 62,07 persen.
Sementara saham BBYB naik 21,50 persen menjadi Rp1.865 per saham. Adapun dalam sebulan terakhir, harga sahamnya sudah melonjak 52,24 persen.
Selama perdagangan sesi I, saham BBYB bergerak di kisaran Rp1.535-Rp1.875 denga volume saham yang diperdagangkan sebanyak 284,60 juta saham dan turnover Rp490,89 miliar. Dengan kenaikan harga sahamnya, maka kapitalisasi pasarnya menjadi Rp13,98 triliun.
Untuk diketahui, Bank JTrust dan Bank Neo Commerce tengah menggeber aksi rights issue untuk memenuhi ketentuan modal OJK dan mendukung rencana bisnis sebagai bank digital.
Bank JTrust menjadwalkan periode pelaksanaan rights issue sebanyak 4,54 miliar saham seri C pada 26 November sampai dengan 2 Desember 2021. Dengan harga rights issue sebesar Rp330 per saham, maka perseroan diperkirakan mendapatkan sebanyak-banyaknya Rp1,5 triliun dari aksi tersebut.
Terbaru, Bank JTrust mengumumkan rencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) melalui penawaran umum terbatas atau PUT II. Perseroan berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 9,05 miliar saham seri C dengan nilai nominal Rp100. Oleh karena itu, manajemen menjadwalkan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 17 Desember 2021, untuk meminta persetujuan pemegang saham.
Setelah berhasil merampungkan rights issue senilai Rp250 miliar pada kuartal II/2021, Bank Neo Commerce berencana kembali menggelar aksi rights issue berikutnya di semester II/2021.
"Kami sedang dalam proses rights issue yang berikutnya sekarang ini sebesar Rp1,5 triliun sampai dengan Rp2 triliun. Next-nya masih di 2021 rencananya, kami akan melakukan rights issue lagi minimal sebesar Rp2 triliun," terang Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan pada pertengahan Juli kemarin.