Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) memiliki pemegang saham baru dengan porsi kepemilikan lebih dari 5 persen.
Dari data pemegang saham emiten di atas 5 persen yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (19/11/2021), terdapat nama Takjub Finansial Teknologi yang mengenggam saham BNBA sebesar 24 persen atau sebanyak 554,4 juta saham.
Takjub Finansial Teknologi dikenal dengan nama Ajaib, merupakan perusahaan mutual fund agent yang berdiri pda 2019 dan terdaftar di OJK dengan nomor izin KEP-17/PM.21/2018.
Ajaib menyediakan layanan reksa dana online dan investor dapat berinvestasi saham, obligasi, dan pasar uang melalui reksa dana. Perusahaan ini memiliki saham Bank Bumi Arta dengan pemegang rekening efek PT Ajaib Sekuritas Asia.
Salah satu pendana Ajaib adalah Ribbit Capital, yang juga menjadi investor PT Bank Jago Tbk. (ARTO). Di Ajaib, Ribbit terlibat dalam pendanaan senilai US$90 juta pada awal 2021.
Ribbit menjadi Lead Investors dengan beberapa pemodal lain yang terlibat adalah Horizons Ventures, SoftBank Ventures Asia, dan Alpha JWC Ventures. Ajaib adalah portofolio pertama Ribbit di Asia Tenggara.
Baca Juga
Selain Ajaib, tercatat pemegang saham Bank Bumi Arta lainnya, yaitu Surya Husada Investment dengan porsi kepemilikan sebesar 32,45 persen, Danagraha Agung sebesar 20,07 persen, dan Budiman Kencana Lestari sebesar 13,38 persen.
Jika dibandingkan dengan komposisi pemegang saham pada September 2021, maka terdapat penurunan porsi dari ketiga pemegang saham tersebut. Sebelumnya, Surya Husada Investment memiliki saham BNBA sebesar 45,45 persen, Dana Graha Agung sebesar 27,27 persen, dan Budiman Kencana Lestari sebesar 18,18 persen.
Sebelumnya, pada Rabu (17/11/2021) diketahui terjadi transaksi crossing saham Bank Bumi Arta pada perdagangan sesi I senilai Rp750 miliar.
Transaksi jual dilakukan melalui BCA Sekuritas sebanyak 556,56 juta saham, sedangkan transaksi beli melalui Primasia Securities sebanyak 556,78 juta saham. Jumlah tersebut setara dengan nilai transaksi sekitar Rp750 miliar.
Untuk diketahui, Bank Bumi Arta telah mengantongi restu pemegang saham untuk melaksanakan aksi penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 750 juta saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Perseroan memperkirakan dapat mengantongi pernyataan efektif dari OJK untuk aksi ini pada 29 November 2021. Selanjutnya, periode pelaksanaan HMETD dijadwalkan pada 13-17 Desember 2021.
Tujuan pelaksanaan PUT I adalah untuk memenuhi modal inti minimum untuk tahun 2021 yang diatur dalam POJK 12/2020, sehingga modal inti perseroan akan menjadi minimum sebesar Rp2 triliun dan memperkuat struktur permodalan perseroan.
Jika menilik ke belakang, pada 19 Agustus 2021, melalui keterbukaan kepada BEI, manajemen Bank Bumi Arta mengakui terdapat rencana aksi korporasi berupa divestasi saham yang akan dilakukan oleh perseroan.
Saat itu, BNBA belum mengungkapkan secara terperinci siapa investor baru yang akan mendapatkan pengalihan saham dari pemegang saham yang lama.
"Dalam beberapa saat lagi akan diumumkan secara resmi. Hari ini masih belum dapat diinformasikan, karena masih dalam proses dan belum final," demikian disampaikan manajemen BNBA.
Lebih jauh, manajemen BNBA menyatakan perseroan akan menempuh atau memilih keputusan yang betul-betul untuk kepentingan bersama yaitu para pemegang saham, masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan dari Bank Bumi Arta.
"Diharapkan setelah proses final konsolidasi tersebut, Bank Bumi Arta akan bisa lebih maju lagi dan dapat terus berkiprah di dunia perbankan Indonesia."