Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) akan menggalang dana dari pasar modal dengan menerbitkan Efek Beragun Aset atau EBA dan obligasi pada tahun depan.
Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nofry Rony Poetra mengatakan setiap tahun perseroan aktif menghimpun dana dari pasar modal. Namun, kondisi likuiditas yang cukup positif membuat opsi itu digeser ke tahun depan.
Tidak hanya itu, Nofry melanjutkan bahwa BTN juga akan menyasar nasabah ritel pada tahun depan. Sebab, perseroan melihat potensi besar pada nasabah ritel yang mulai melirik instrumen investasi selain saham.
"Kami akan melanjutkan proses sekuritisasi pada kuartal pertama pada 2022. Kami akan menyasar tidak hanya nasabah institusional, tapi juga nasabah ritel yang mulai berinvestasi di EBA ritel," jelas Nofry dalam siaran pers, Minggu (21/11/2021).
Dia juga menambahkan bahwa strategi tersebut akan digelar untuk menopang target bisnis perseroan pada 2022, terutama dalam rangka pemenuhan kebutuhan hunian di Indonesia.
Adapun, untuk obligasi, Nofry menuturkan perseroan masih akan memantau arah pergerakan suku bunga acuan. "Kami akan melakukan penerbitan obligasi sebelum bank sentral menaikkan suku bunga acuan," ujarnya.
Baca Juga
Sampai dengan 30 September 2021, emiten perbankan bersandi saham BBTN ini mencatatkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp270,27 triliun per 30 September 2021 atau naik 6,03 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, Rp254,91 triliun.
Kredit Pemilikan Rumah Subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit BBTN dengan kenaikan 11,74 persen yoy menjadi Rp129,98 triliun pada September 2021.
Sementara itu, KPR Non-Subsidi juga turut menunjukkan kenaikan di level 2,11 persen yoy menjadi Rp81,88 triliun per 30 September 2021.