Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waspadai Restrukturisasi Kredit jadi Macet, Ini Startegi Clipan Finance

Clipan Finance mencatat kredit bermasalah perusahaan masih sangat aman yakni berkisar di 1 persen dari batas ketentuan 5 persen.
Clipan Finance/www.clipan.co.id
Clipan Finance/www.clipan.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan dalam Grup Panin, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) memilih fokus dalam menjaga kualitas portofolio dengan menjaga kredit tidak menjadi macet sambil mengejar pertumbuhan secara bertahap.

Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo mengatakan startegi perusahaan saat ini berfokus untuk melakukan perbaikan kualitas portofolio. Perusahaan bahkan sempat menghentikan pembiayaan baru selama 4 bulan dan berfokus pada pengelolaan kredit macet. 

"Kami monitor ketat NPF secara mingguan. Saat ini menjadi prioritas kami menjaga NPF. Strateginya, antara lain, meningkatkan rasio bayar konsimen dengan sentralisasi desk collection [penagihan], sementara di wilayah, lebih ke pengembangan organisasi kewilayahan agar fokus penanganan account receivable (piutang usaha0 di sana," kata Harjanto, Minggu (5/12/2021).

Dia mengakui, startegi ini membuat pembiayaan baru CFIN terjun bebas 70,8 persen (year-on-year/yoy) pada 2020 lalu menjadi hanya Rp2,38 triliun. Bandingkan periode 2019 senilai Rp8,17 triliun.

Sedangkan pada 2021 ini, hingga akhir kuartal III/2021 pembiayaan perusahaan bertahan dalam kisaran Rp2,3 triliun dan ditargetkan tumbuh menyentuh Rp3,5 triliun pada tutup buku 2021.

Harjanto menyebutkan, penataan pembiayaan ini membuat kredit macet atau non-performing financing (NPF) Clipan Finance terjaga di kisaran 1,08 persen. 

"Untuk NPF, kami masih bisa bertahan, khususnya buat [pembiayaan] otomotif masih terkendali di sekitar 1 persen. Kami masih ada restrukturisasi khusus untuk nasabah yang masih terdampak pandemi. Tapi imbasnya ke pencadangan yang naik, karena ada beberapa akun restrukturisasi yang sulit kembali normal," ujarnya.

Adapun, dari sisi aset, CFIN juga terdampak oleh pandemi karena turunnya seluruh komponen piutang pembiayaan kelolaan mengakibatkan total aset turun ke Rp7,8 triliun per September 2021 dari sebelumnya Rp10,91 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper