Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sederet Tantangan Penjegal Kinerja Kredit Perbankan pada Tahun Macan Air

Bank Indonesia (BI) sebelumnya memprediksi penyaluran kredit pada tahun depan akan tumbuh di kisaran 6 hingga 8 persen.
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah dan dollar AS di salah satu bank di Jakarta, Kamis (10/9/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin mengungkapkan sejumlah faktor yang akan melintangi kinerja positif dari penyaluran kredit perbankan pada tahun depan.

Dia menilai permintaan terhadap kebutuhan kredit dari berbagai pihak, khususnya korporasi besar ataupun sedang, belum terlalu tinggi karena masih wait and see dengan kondisi umum. Selain itu, ketatnya persaingan bank dengan perusahan fintech turut menjadi tantangan.

“Kemudian, masih belum jelas pemenuhan kebutuhan modal untuk bank BUKU 1 dan 2 agar tetap eksis dan bisa melakukan ekspansi di 2022,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (5/12/2021).

Amin melanjutkan bahwa masih ada beberapa bank yang harus memperbaiki kualitas aset kreditnya, sehingga ekspansi kredit pada tahun depan diperkirakan berjalan lambat.

Menurutnya, pertumbuhan kredit perbankan pada 2022 akan berada di angka 7 persen. Hal tersebut karena perbaikan kondisi saat ini belum secara mendongkrak pertumbuhan kredit.

“Selain itu, permintaan kredit dari debitur masih akan bertahan dan pelan-pelan akan naik seiring dengan perbaikan ekonomi sebagai akibat mobilitas penduduk dan peningkatan konsumsi masyarakat secara bertahap,” pungkasnya.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melihat penyaluran kredit pada tahun depan akan tumbuh di kisaran 6 hingga 8 persen. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan naik sebesar 7 sampai 9 persen.

Pertumbuhan tersebut akan didukung oleh stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga pada tahun depan. Kinerja fungsi intermediasi perbankan juga akan didorong oleh rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan yang tetap tinggi, serta likuiditas melimpah.

Sementara itu, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) memproyeksikan pertumbuhan kredit perseroan masih dibayangi pandemi Covid-19. 

Direktur Strategy, Finance & SPAPM CIMB Niaga, Lee Kai Kwong mengatakan, pandemi Covid-19 masih merupakan faktor dan risiko utama yang akan mempengaruhi pertumbuhan kredit perbankan tahun depan.

“Proyeksi pertumbuhan kredit CIMB Niaga di 2022 relatif sejalan dengan Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan kredit di kisaran 6 hingga 8 persen pada 2022,” kata Lee.

Dia optimistis laju pertumbuhan ekonomi dan kredit perbankan di 2022 diperkirakan akan terus membaik. Hal ini didukung oleh kemajuan penanganan Covid-19, pemulihan ekonomi global, serta stimulus, dan penguatan kebijakan pemerintah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper