Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memasang mode optimistis terhadap kinerja bisnis asuransi umum pada tahun depan, meski pertumbuhan diproyeksikan masih berada di posisi single digit.
Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset & Analisa AAUI Trinita Situmeang mengatakan, optimisme ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan prospeknya ke depan yang membaik. Menurutnya, kinerja ekspor di sektor migas, pertanian, industri pengolahan, dan pertambangan yang secara keseluruhan tumbuh 50,9 persen year on year (yoy) di kuartal III/2021 menjadi salah satu pendorong pertumbuhan bisnis asuransi umum.
Di sisi lain, penjualan kendaraan bermotor dan properti yang mulai mengalami kenaikan juga diharapkan akan berdampak positif terhadap pertumbuhan premi dari lini bisnis asuransi kendaraan bermotor dan asuransi properti.
"Akan ada lini bisnis yang tadinya kontraksi akan menggeliat kembali, tetapi mungkin akan perlahan dan akan ada lini bisnis yang menopang secara konsisten, tumbuh di atas rata-rata lini bisnis lainnya. Overall kami lihat pertumbuhan secara single digit, tapi single digit besar karena kami dalam posisi optimistis," ujar Trinita dalam konferensi pers AAUI Kinerja Asuransi Umum dan Reasuransi Triwulan III/2021, Selasa (7/12/2021).
Berdasarkan data AAUI yang dihimpun dari 71 perusahaan asuransi umum sampai dengan kuartal III/2021, industri asuransi umum membukukan premi dicatat senilai Rp55,07 triliun atau tumbuh 2,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp53,88 triliun.
Trinita menuturkan, pertumbuhan premi tersebut didorong oleh sejumlah lini bisnis, antara lain asuransi properti yang tumbuh 10,3 persen, marine cargo tumbuh 9 persen, marine hull tumbuh 9,5 persen, energy onshore tumbuh 46,3 persen, engineering tumbuh 20,7 persen, surety ship atau penjaminan tumbuh 28 persen, dan asuransi aneka tumbuh 13,4 persen.
Baca Juga
Dari sisi kontribusi premi, kinerja asuransi umum masih ditopang oleh asuransi properti yang berkontribusi sebesar 28,6 persen dari total pendapatan premi industri asuransi umum. Disusul oleh asuransi kendaraan bermotor dengan porsi 20,3 persen, asuransi kredit 15,4 persen, asuransi personal accident dan health 9,9 persen, dan lain-lain.
Ketua Departemen Riset & Analisa AAUI Anita Faktasia menambahkan bahwa pertumbuhan asuransi umum tahun depan diperkirakan masih akan ditopang oleh lini bisnis asuransi properti dan kendaraan bermotor. Selain itu, berlanjutnya pembangunan infrastruktur juga diharapkan dapat mendongkrak perolehan premi dari asuransi engineering dan surety ship.
"Tantangan ke depan, pertumbuhan perekonomian memang sebagai variable yang sangat signifikan membuat perusahaan asuransi tumbuh juga. Jadi tantangannya adalah bagaimana inovasi-inovasi di tahun depan untuk produk-produk asuransi. Hasil riset Institute OJK, biasanya pandemi berlangsung 3 tahun. Kalau berlangsung 3 tahun berarti kami memang harus lakukan inovasi," kata Anita.