Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jangkau UKM, Asuransi Umum Bakal Makin Terbuka dengan 'Makelar' Digital

Para pemain asuransi umum diproyeksi akan mulai banyak menggandeng mitra sebagai kanal digital yang bisa menjadi intermediary atau 'makelar' produk besutannya.
Ilustrasi memilih asuransi yang sesuai kebutuhan Anda/Freepik
Ilustrasi memilih asuransi yang sesuai kebutuhan Anda/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Industri asuransi umum bakal memulai tren mengoptimalkan kanal digital yang bersumber dari kolaborasi dengan platform-platform intermediary atau 'makelar' yang kuat di ranah online. 

Fankar Umran, Direktur Utama PT BRI Insurance, mengungkapkan bahwa langkah ini bakal diusung para pemain, untuk merangkul para pelaku UKM yang belum memiliki awareness terhadap proteksi. 

"Saat ini dari 65,5 juta UMKM di Indonesia saja, baru 10 persen yang menjadi pemilik polis asuransi mikro. Terutama, usaha kecil dan mikro yang biasanya belum punya perencanaan keuangan dan awareness soal asuransi. Padahal kontribusi mereka terhadap perekonomian itu tinggi," ujarnya webinar Economic Outlook 2022, Senin (22/11/2021).

Fankar menjelaskan setidaknya ada empat langkah yang akan dibidik para pemain. Pertama, direct to costumers (D2C), yaitu mengembangkan aplikasi sendiri yang berguna untuk menjangkau calon pemegang polis yang sudah digital native. 

Apabila cara pertama terlalu 'berat di ongkos', maka cara biasanya perusahaan akan memperbesar jangkauan lewat business to business (B2B), menjalin kerja sama dengan platform lain memanfaatkan teknologi Open Application Programming Interfaces (Open API) untuk menjajakan produknya di platform mitra. 

Ketiga, penetrasi asuransi pun bisa didorong melalui business to business to costumers (B2B2C) untuk menjangkau segmentasi pasar yang masih gagap pada dunia digital. 

Fankar menjelaskan walaupun kerja sama di kedua metode di atas bisa berlangsung secara fully digital, perusahaan asuransi tidak akan meninggalkan metode konvensional, sehingga peran agen masih akan sangat krusial. 

"Potensi premi mikro dari UKM ini tersebar luas di seluruh Indonesia dan untuk menjangkau mereka memang dibutuhkan digitalisasi. Tapi asuransi tidak berjalan satu sisi saja, masih perlu ada sentuhan manusia, sehingga kemungkinan akan banyak tercipta hybrid model, terutama buat yang B2B2C," tambahnya. 

Sebagai contoh, lebih dari 2 juta agen layanan perbankan di wilayah-wilayah pedesaan yang sudah terbiasa mengakses layanan digital bisa diberdayakan untuk membantu calon nasabah UKM yang mulai membutuhkan proteksi terhadap asuransi. Skema B2B2C secara digital pun tercipta, namun tetap masih menyertakan sentuhan manusia. 

Terakhir, perusahaan asuransi umum akan mengoptimalkan digitalisasi untuk bisnis proses, terutama berkaitan backend process support automization. Langkah terakhir ini dinilai menjadi yang paling urgen agar suatu perusahaan asuransi tak kalah saing dengan para kompetitor. 

Harapannya, tren ini mampu mendongkrak kontribusi asuransi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang kini masih kurang dari 3 persen, sangat jauh dibandingkan negara-negara lain yang persentasenya mencapai dua digit. 

Selain itu, Fankar menilai peningkatan awareness ini penting untuk menjaga tren tumbuhnya UKM dan bisnis perseorangan di Tanah Air yang tengah terdongkrak oleh e-commerce dan sosial media, dari berbagai risiko yang menyertai mereka di masa depan. 

Mulai dari bencana alam, kondisi kesehatan pelaku usaha, sampai dampak peristiwa sosial-politik yang bisa merembet ke melemahnya kondisi perekonomian nasional. 

"Banyak UKM di Indonesia itu yang tiba-tiba hilang, ternyata karena sekali saja terkena risiko, kemudian sudah tidak kuat lagi meneruskan bisnis. Terutama kalau yang bersangkutan sedang punya utang di suatu lembaga keuangan. Kalau tidak punya asuransi, tidak ada yang bisa mengamankan keadaan finansial mereka dan bisa-bisa aset mereka justru bisa ludes," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper