Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Asuransi Umum Optimistis Bisnis Membaik Tahun Depan

Optimisme ini sejalan dengan penanganan pandemi Covid-19 yang terus membaik.
Karyawan memotret deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan memotret deretan logo-logo perusahaan asuransi di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di Jakarta, Selasa (22/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) optimistis kinerja industri asuransi umum akan membaik di tahun depan.

Wakil Ketua AAUI Bidang Information and Applied Technology, Dody Dalimunthe mengatakan, optimisme ini sejalan dengan penanganan pandemi Covid-19 yang terus membaik. Kondisi pandemi yang membaik ini tentunya akan mendorong pemulihan ekonomi tahun depan.

"Dunia usaha optimistis bahwa pemulihan ekonomi akan membaik tahun depan. Hal ini juga membawa optimisme industri asuransi umum karena peningkatan aktivitas ekonomi akan diikuti dengan peningkatan permintaan polis asuransi sebagai bagian dari stimulus usaha dan mitigasi risiko dalam usaha," ujar Dody kepada Bisnis, baru-baru ini.

Pertumbuhan industri asuransi umum tahun depan, menurutnya, juga tak lepas dari proses digitalisasi. Teknologi digital menjadi embedded value bagi proses bisnis asuransi agar semakin efisien dan efektif.

"Teknologi digital akan memangkas proses bisnis yang bersifat rutin dan menciptakan kemudahan akses, serta kenyamanan komunikasi dan koordinasi dengan proses yang cepat, mudah, dan murah," katanya.

Adapun, sampai dengan kuartal III/2021, industri asuransi umum belum mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2021, premi bruto industri asuransi umum tercatat mencapai 48,91 triliun. Realisasi ini tumbuh 3,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp47,34 triliun.

Sementara itu, CEO PT BRI Asuransi Indonesia (BRI Insurance), Fankar Umran mengatakan, pertumbuhan premi asuransi umum akan beriringan dengan pertumbuhan kredit perbankan. Untuk itu, ketika pertumbuhan kredit perbankan mulai pulih, industri asuransi umum akan mengikuti.

"Ketika kredit tumbuh di atas 6 persen, asuransi umum tumbuh di atas 15 persen. Ketika kredit turun dalam hampir 5 persen, asuransi turun seperti itu. Ketika kredit mulai recovery, ya akan sejalan," ujar Fankar dalam webinar Economic Outlook 2022, Senin (22/11/2021).

Hal ini disebabkan, kata Fankar, industri asuransi umum merupakan bisnis ikutan yang mendapat efek domino dari pertumbuhan kredit perbankan. Sebagian besar polis asuransi dihasilkan dari proteksi terhadap produk perbankan yang bersifat mandatori untuk memiliki polis asuransi, seperti penjaminan kredit, asuransi properti, dan asuransi kendaraan bermotor.

"Jadi, seolah-olah asuransi kerugian itu mengasuransikan asetnya, properti atau apapun itu karena mandatori pembiayaan. Maka banyak sekali kita lihat saat [kredit] kendaraan motor jatuh tempo 3-4 tahun, asuransi juga berhenti juga. Itu perilaku masyarakat kita," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper