Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa kebijakan moneter pada 2022 akan lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa kebijakan suku bunga acuan akan dijaga tetap rendah hingga ada tanda-tanda kenaikan inflasi.
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana berpendapat BI memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada 2022.
“BI akan menempuh kebijakan suku bunga rendah 3,5 persen sampai ada tanda awal kenaikan inflasi,” katanya usai Rapat Dewan Gubernur, Kamis (16/12/2021).
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana berpendapat BI memiliki ruang untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada 2022.
Menurutnya, indikator permintaan domestik telah menunjukkan pemulihan yang lebih kuat meskipun cenderung moderat menjelang akhir 2021.
Baca Juga
Sementara itu, pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember mengumumkan pengurangan pembelian obligasi akan dipercepat, dari US$15 miliar menjadi US$30 miliar, mulai Januari 2022.
Wisnu memperkirakan, jika the Fed mempertahankan kecepatan seperti itu, maka tapering the Fed dapat diselesaikan pada Maret 2022.
Mayoritas anggota FOMC pun mengharapkan Federal Funds rate meningkat 75 bps tahun depan.
“Bergantung pada ketahanan akun eksternal dan stabilitas rupiah, kami berpendapat BI akan tetap mengambil langkah behind the curve terkait penyesuaian suku bunga, untuk memastikan pemulihan ekonomi yang solid,” katanya.