Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tegaskan Kebijakan Tapering 2022 Tak Akan Hambat Penyaluran Kredit Perbankan

Pengurangan likuiditas yang BI lakukan tidak akan mengganggu kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020), Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan akan mulai melakukan normalisasi kebijakan moneter pada tahun depan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa normalisasi kebijakan pada 2022 akan dimulai dari dengan pengurangan penambahan likuiditas atau tapering off.

Dalam hal ini, Perry menegaskan bahwa pengurangan likuiditas yang dilakukan tidak akan mengganggu kemampuan perbankan untuk menyalurkan kredit.

“Pengurangan likuiditas yang akan kami lakukan tidak akan mengganggu kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit,” katanya, pekan lalu.

Hal ini dikarenakan likuiditas perbankan saat ini tercatat masih sangat longgar, tercermin pada rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) yang mencapai 34,24 persen pada November 2021.

“Dalam sejarah perbankan tidak pernah rasio AL/DPK di atas 25 persen, sekarang 34,2 persen, sangat-sangat longgar karena sejak awal pandemi BI menambah likuiditas dengan sangat besar,” jelasnya.

Di samping itu, Perry menyampaikan kebijakan tapering tidak akan mengganggu peran BI dalam rangka membeli Surat Berharga Negara (SBN) untuk pembiayaan penanganan Covid-19 atau stimulus ekonomi.

Sementara itu, imbuhnya, kebijakan suku bunga acuan akan dijaga tetap rendah hingga ada tanda-tanda kenaikan inflasi.

“Jangan buat konklusi kalau Federal Funds Rate naik, BI rate naik, tidak benar. Keputusan BI rate akan sangat ditentukan oleh perkiraan inflasi dan pertumbuhan ekonomi di 2022, 2023, dan 2024,” katanya.

Perry menambahkan, hingga saat ini, tingkat inflasi domestik masih berada pada tingkat yang rendah. Dia memperkirakan , tingkat inflasi hingga akhir 2021 akan lebih rendah dari sasaran batas bawah BI, yakni 2 persen.

Selanjutnya, tingkat inflasi pada 2022 pun diperkirakan masih terkendali pada kisaran target BI 2 hingga 4 persen.

“Kami sampaikan kembali BI akan menempuh suku bunga rendah 3,5 persen sampai ada tanda awal kenaikan inflasi,” kata Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper