Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kejar Ketertinggalan, KB Bukopin (BBKP) Bangun Ekosistem Digital pada 2022

PT Bank KB Bukopin Tbk. menyatakan bakal mengeksekusi sederet rencana terkait dengan pengembangan layanan digital pada tahun depan.
Logo KB Bukopin/Istimewa
Logo KB Bukopin/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) berencana membangun ekosistem digital pada 2022 sebagai upaya mengejar ketertinggalannya dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam paparan publik yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, Senin (20/12/2021), manajemen bakal mengeksekusi sederet rencana terkait dengan pengembangan layanan digital pada tahun depan.

“Pada rencana pengembangan aplikasi digital banking, Bank akan membangun ekosistem digital yang berbeda melalui kemitraan strategis dengan memperkuat posisi digital di pasar melalui revitalisasi dan rebranding Wokee,” tulis keterangan manajemen BBKP.

Wokee merupakan aplikasi perbankan digital yang sudah dirilis oleh perseroan sejak 2017. Namun, manajemen BBKP menyatakan pangsa pasar dari produk tersebut belum maksimal.

Oleh sebab itu, untuk mengejar ketertinggalan sekaligus memenangkan persaingan di era digital banking, KB Bukopin menetapkan strategi new digital & IT infra melalui perubahan pada aplikasi digital perbankan dan implementasi sistem New Generating Banking System (NGBS).

“Implementasi NGBS diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar Bank dengan membangun kapabilitas value proposition pada digital banking dan penawaran produk baru untuk menangkap peluang pasar yang lebih besar,” ujar manajemen.

Di sisi lain, KB Bukopin baru saja merampungkan pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas Keenam (PUT VI) melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Dari aksi korporasi tersebut, KB Bukopin telah mengantongi dana senilai Rp7,04 triliun dengan menerbitkan 35,21 miliar saham kelas B dan nominal Rp100 per saham. Dalam pelaksanaan rights issue, KB Bukopin menetapkan harga pelaksanaan sebesar Rp200 per saham.

Manajemen menyatakan bahwa salah satu tujuan dari pelaksanaan rights issue VI adalah mendanai ekspansi bisnis perseroan ke depannya. Upaya itu tentu tidak terlepas dari ambisi KB Bukopin yang ingin mengejar ketertinggalannya.

“Bank memiliki target yang tinggi untuk dapat tumbuh agresif dan mengejar ketertinggalan. Saat ini perseroan memiliki target pasar baru yang potensial, yaitu Indonesia-Korea link, disamping itu strategi rebranding yang telah dilakukan dengan menggunakan brand image KB Kookmin Bank meningkatkan pertumbuhan nasabah baru dengan pesat,” kata manajemen.

Seperti yang diketahui, KB Bukopin pada 2018 ditetapkan sebagai bank dalam pengawasan intensif oleh OJK karena kesulitan likuiditas. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan laporan keuangan 2017, kinerja perseroan menurun signifikan.

Saat itu, rasio kredit macet (NPL) BBKP naik, margin bunga bersih (NIM) turun, hingga perolehan laba bersih anjlok 72,57 persen menjadi Rp121,82 miliar. Sementara rasio kecukupan modal turun menjadi 10,52 persen di bawah rata-rata industri perbankan 23,18 persen.

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) meningkat dari 94,36 persen menjadi 99,04 persen. Rasio ini jauh di atas rata-rata industri perbankan yang hanya 78,64 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper