Bisnis.com, JAKARTA - Platform urun dana (securities crowdfunding/SCF) PT Crowddana Teknologi Indonusa (CrowdDana) mencermati adanya fenomena pelaku UMKM memanfaatkan skema crowdfunding untuk menjaring konsumen setia 'merangkap' sebagai investor.
Co-Founder sekaligus Chief Product & Marketing Officer CrowdDana Stevanus Iskandar Halim menjelaskan hal ini terlihat dari mulai munculnya pelaku usaha yang ketularan ikut menjadi penerbit via fintech SCF, karena kisah sukses kolega atau pendahulunya di bisnis serupa.
Sebagai contoh, salah satu merek bisnis F&B yang sebelumnya berhasil menggalang dana lewat penawaran saham di CrowdDana, berencana kembali melakukan penggalangan dana di platform dalam rangka membuka outlet baru beberapa waktu mendatang.
"Penerbit mulai sadar bahwa manfaatnya bukan cuma mendapatkan permodalan dari investor, tapi juga membawa mereka [investor] datang dan ikut merasakan hasil investasinya. Apalagi kalau F&B, investor itu bangga buat berkunjung, cerita ke teman, dan akhirnya berpotensi membawa konsumen baru buat penerbit," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (30/12/2021).
Terlebih, CrowdDana sendiri membangun komunitas investor setia yang rajin melakukan pendanaan. Platform pun kerap menginisiasi pertemuan yang biasanya digelar di tempat para penerbit, agar para investor bisa saling berbagi pengalaman menggunakan fintech SCF sekaligus mencoba produk-produk para penerbit.
"Memang ada tipe investor yang percaya saja, belum pernah coba produknya [UMKM penerbit], pokoknya berani berinvestasi. Tapi saya yakin, di kemudian hari pasti tetap berkunjung, karena SCF ini juga punya kelebihan membuat pelaku usaha dan investor itu lebih dekat dan intim. Investor itu kan tak sekadar memberi pinjaman, tapi juga memiliki, memegang saham bisnis tersebut," tambahnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, CrowdDana sebelumnya dikenal hanya mengakomodasi penerbit di sektor properti, terutama proyek kos-kosan. Namun, mulai awal tahun ini, CrowdDana terbuka kepada bisnis F&B, pom bensin mini, sampai proyek budidaya jagung.
Stevanus mengungkap strategi lebih terbuka ini akan diteruskan, karena terbukti sekitar 20 persen dari 2.500 investor aktif di CrowdDana melakukan pendanaan berulang karena berminat melakukan diversifikasi.
"Kami mau mengakomodasi kebutuhan para investor buat diversifikasi. Karena biasanya setelah mencoba investasi di properti dan merasakan sendiri keuntungannya, mereka mau coba investasi lagi ke bisnis yang lain. Ke depan, CrowdDana akan membuka open investment bisnis F&B dan minimarket, serta yang terbanyak itu bisnis Pertashop di beberapa wilayah," tambahnya.
Sepanjang 2021, CrowdDana merealisasikan penerbitan bisnis 9 UMKM dengan nominal penggalangan dana Rp17 miliar. Dividen yang berhasil dibagikan seluruh penerbit ke para investornya di sepanjang 2021 ini mencapai Rp625,41 juta.